REPUBLIKA.CO.ID, Latte memiliki cita rasa yang ringan karena merupakan perpaduan antara espresso dan susu cair berbusa. Karena itu, latte menjadi pilihan yang cukup populer di kalangan penikmat kopi baru yang belum terbiasa dengan rasa kopi murni.
Dalam secangkir latte, perbandingan rasio susu jauh lebih banyak dibandingkan dengan espresso. Oleh karena itu, barista Muhammad Aga menyarankan agar penikmat kopi tidak menambahkan gula dalam secangkir latte mereka.
"Jangan pakai gula," ujar Aga saat ditemui dalam peluncuran Nescafe Dolce Gusto Oblo di Lotte Shopping Avenue.
Aga mengungkapkan susu yang digunakan dalam latte memiliki kandungan laktose yang cukup banyak. Di sisi lain, untuk membuat latte, susu harus dipanaskan terlebih dahulu dengan menggunakan mesin uap.
Proses memanaskan susu ini, lanjut Aga, dapat mengubah kandungan laktose pada susu menjadi sukrose. Sukrose, lanjut Aga, memiliki kandungan gula yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan laktose. Oleh karena itu, akan lebih bijak jika secangkir latte tidak diberikan tambahan gula lagi.
"Bisa cepat kena diabetes (jika sering menambahkan gula pada latte)," tambah Aga.
Meski begitu, Aga mengerti jika tak semua orang bisa langsung menikmati rasa kopi yang cenderung pahit meski dalam bentuk latte. Salah satu cara untuk mengatasinya, terang Aga, ialah dengan mengurangi jumlah gula yang digunakan dalam latte, sedikit demi sedikit. Melalui cara ini, lama-kelamaan penikmat kopi akan terbiasa untuk tidak menambahkan gula ke dalam secangkir latte mereka.
"Tapi kalau suka (menambahkan gula), go ahead saja. Cuma mungkin gulanya sedikit saja. Lama-lama, tidak pakai gula," jelas Aga.
(baca: Diana Rikasari Bagi Tips Potret Kopi yang Instagramable)