Jumat 18 Mar 2016 20:48 WIB

The Mermaid, Protes terhadap Perusakan Alam

Rep: c34/ Red: Hazliansyah
The Mermaid
The Mermaid

REPUBLIKA.CO.ID, Apa jadinya ketika alam berteriak protes atas eksploitasi besar-besaran yang dilakukan manusia? Itulah yang dilakukan para makhluk hidup dalam film terbaru besutan Stephen Chow, "The Mermaid".

Film berdurasi 94 menit itu menggabungkan legenda dan komedi untuk menggugah penonton mengenai kerusakan alam yang kini terjadi. Dikisahkan, para duyung menyusun rencana melawan manusia jahat yang mengusik habitat mereka.

Manusia jahat itu ialah Liu Xuan, konglomerat kaya yang ingin mereklamasi laut di wilayah suaka margasatwa "Green Gulf" alias Teluk Hijau. Untuk memuluskan bisnisnya, taipan kaya itu menggunakan teknologi sonar untuk membunuh ikan-ikan dan menghancurkan ekosistem laut.

Geram atas ulah Xuan, para duyung mengirim si cantik Shan untuk membunuh Xuan. Tak disangka, putri duyung dan manusia itu malah saling jatuh cinta.

Otomatis, semua rencana yang disusun sempurna malah tak berjalan sama sekali. Para duyung merasa marah dan kecewa kepada Shan dan menganggapnya berkhianat.

Padahal, Shan mulai menyadarkan Xuan betapa keji perbuatannya membunuhi makhluk laut. Karena cinta terhadap Shan dan nurani yang mengusiknya, cowok flamboyan itu akhirnya memutuskan mematikan sonar.

Tapi sayang, keberadaan para makhluk duyung sudah terlanjur diketahui rekan bisnis Xuan, Ruolan, yang malah mau memburu mereka. Tanpa mengindahkan Xuan yang mati-matian mencegah, Ruolan menyiapkan pasukan bersenjata berkekuatan penuh untuk memburu para makhluk duyung.

Akankah Xuan berhasil menyelamatkan Shan dan menolong para duyung hidup damai seperti sedia kala?

Jika penasaran, saksikan filmnya yang mulai tayang sejak 16 Maret 2016 di bioskop Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement