Selasa 16 Feb 2016 11:13 WIB

Anak Bilingual Mampu Atasi Masalah Lebih Baik, Kenapa?

Rep: Adysha Citra R/ Red: Andi Nur Aminah
Anak yang punya kemampuan dua bahasa atau bilingual (ilustrasi)
Foto: Independent
Anak yang punya kemampuan dua bahasa atau bilingual (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Penelitian terbaru menunjukkan bahwa balita yang berkomunikasi dengan dua bahasa atau bilingual memiliki keunggulan tersendiri. Penelitian tersebut menunjukkan balita bilingual mampu menyelesaikan masalah lebih baik dari balita yang berkomunikasi dengan satu bahasa.

Penelitian ini dilakukan terhadap dua kelompok anak, yaitu anak bilingual dan anak monolingual. Pada kelompok anak bilingual, terdapat 39 anak-anak dari Montreal, Kanada, yang sejak lahir telah belajar Bahasa Inggris dan Prancis. Sedangkan pada kelompok monolingual, terdapat 43 anak-anak dari San Diego.

Dilansir Independent,  peneliti tak hanya membandingkan kedua kelompok tersebut. Mereka  juga menanyakan berbagai hal kepada orang tua dari anak-anak itu. Pertanyaan tersebut diajukan agar peneliti mendapatkan pemahaman lebih baik mengenai seberapa banyak paparan bahasa asing didapatkan oleh anak-anak.

Dalam penelitian itu, para peneliti mengetes anak-anak sebanyak dua kali. Yaitu pada saat anak-anak berusia dua tahun dan pada saat anak-anak berusia 31 bulan. Pada saat tes kedua, saat anak berusia 31 bulan, para peneliti mengetes daya ingat, resolusi konflik hingga fungsi otak anak.

Dari tes tersebut, para peneliti menyimpulkan bahwa anak-anak atau balita bilingual ini memiliki kemampuan lebih baik dalam menyelesaikan konflik atau masalah. Dalam penelitian yang diterbitkan melalui Journal of Experimental Child Psychology, anak-anak diminta untuk bermain dengan balok besar dan kecil untuk melihat respons anak terhadap konflik.

Saat bermain, para peneliti berulang kali meminta anak-anak memasukkan balok besar ke dalam ember besar dan balok kecil ke dalam ember kecil. Kemudian para peneliti meminta anak-anak untuk memasukkan balok kecil ke ember besar, dan balok besar ke ember kecil. 

Peneliti mengungkapkan, anak-anak yang mampu melakukan dua perintah dianggap dapat menerima peraturan baru dengan baik. Rata-rata, peneliti mengungkapkan anak-anak bilingual merupakan kelompok anak yang mampu menjalankan kedua perintah tersebut. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement