REPUBLIKA.CO.ID, Memberikan bayi makan selepas periode ASI eksklusif dilakukan dalam orang tua dalam berbagai cara. Salah satunya adalah Baby Led Weaning (BLW).
Metode ini mengajarkan bayi untuk makan sendiri. Orang tua akan mendudukkan bayi di kursi makannya dan memberikan potongan buah atau sayur yang halus.
Psikolog anak dari Universitas Indonesia, Ratih Zulhaqqi, SPsi, MPsi mengungkapkan bahwa, metode BLW ini memiliki beberapa keuntungan dan kerugian. Sehingga sebelum menerapkan metode ini, baiknya para orang tua harus mempersiapkan kesabaran ekstra.
"BLW memiliki keuntungan yang tentunya menyenangkan bagi bayi dan juga bagi orang tua maupun pengasuh. Karena metode ini cenderung tidak membuat bayi stress, akibat tidak ada pemaksaan, sehingga orang tua juga menjadi lebih tau makanan apa yang disukai oleh sang bayi," jelas Ratih, kepada Republika.co.id.
(baca: Putri Charlotte Jadi Inspirasi Lini Busana Bayi)
Keuntungan lain dari metode ini adalah membuat bayi menjadi lebih eksploratif, cenderung lebih adaptif terhadap makanan yang baru, tekstur dan bentuk yang baru serta tidak memerlukan waktu persiapan yang lama. Disamping itu kerugian dari metode BLW ini adalah, proses makan BLW pasti tidak bisa rapih dan bersih dan makanan sering bersisa.
"Metode BLW juga cenderung membutuhkan waktu makan yang lebih lama karena tergantung kemandirian bayi. Selain itu kecukupan makronutrien dan mikronutrien mungkin tidak tercukupi, dan kurang variatif," lanjutnya.
Menurut Ratih, penting untuk digarisbawahi bahwa ternyata semua anak yang berusia di bawah satu tahun wajib dipantau pertumbuhan dan perkembangannya setiap bulan. Berat badan, panjang badan dan lingkar kepala harus diukur dan diplot pada kurva pertumbuhan sehingga dapat dilakukan evaluasi status pertumbuhan dan status gizinya.
Dengan demikian, walaupun orang tua menerapkan metode BLW bayi tetap dapat diketahui apakah asupan makanan yang dikonsumsi sudah mencukupi atau tidak. Sehingga dapat dilakukan tatalaksana BLW yang tepat sesuai kondisi yang ada.