REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak yang tumbuh besar dan tinggal terpisah dengan orang tua dalam waktu yang lama berisiko memiliki IQ yang leih rendah dibandingkan dengan anak yang tinggal bersama ayah dan ibu. Hal ini terungkap melalui sebuah penelitian yang dilakukan di Sichuan University.
Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa anak yang terpisah dari orang tua lebih dari enam bulan dan tanpa pendampingan langsung cenderung memiliki pertumbuhan otak yang lebih lambat. Perlambatan ini memiliki dampak yang merugikan bagi intelegensi anak di masa mendatang.
Pada anak yang terpisah dari orang tua dalam waktu lama, mereka memiliki volume bagian otak bernama grey matter yang lebih besar. Grey matter itu sendiri merupakan komponen pada pusat sistem syaraf dalam otak. Penelitian tersebut juga menunjukkan ada hubungan negatif antara grey matter dan skor IQ.
Penelitian ini melibatkan anak-anak berusia 7-13 tahun di Cina, di mana sebagian besar orang tua meninggalkan anak mereka kepada keluarga untuk mengejar karir yang lebih baik. Kondisi tersebut yang membuat peneliti dari Sichuan University, Yuan Xiao, tergelitik untuk mempelajari struktur otak pada anak-anak yang ditinggalkan orang tua mereka dalam waktu lama.
"Kami meneliti anak-anak yang dititipkan kepada keluarga besar oleh orang tua mereka," jelas Xiao.
Selain melibatkan 38 anak yang tinggal terpisah dengan orang tua, penelitian ini juga melibatkan 30 anak yang tinggal bersama orang tua. Kedua kelompok ini kemudian menjalani tes MRI dan hasil dari kedua kelompok ini dibandingkan oleh para peneliti.
Pada saat membandingkan volume grey matter, peneliti menemukan bahwa anak yang tinggal terpisah dengan orang tua memiliki volume yang lebih besar. Meski begitu, secara umum hasil rata-rata tes IQ kedua kelompok ini tidak begitu jauh ketika dibandingkan. Hanya saja, grey matter dalam otak memiliki hubungan yang negatif dengan skor IQ sehingga dapat berisiko menyebabkan IQ yang lebih rendah.
Baca juga:
Sosiolog: Toleransi Umat Islam Tinggi Ketika Jadi Mayoritas