Sabtu 31 Oct 2015 08:48 WIB

Berbiaya Tinggi, Berapa Tingkat Keberhasilan Bayi Tabung?

Red: Nur Aini
embriologi
Foto: unsw.edu.au
embriologi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bayi tabung bisa menjadi alternatif bagi pasangan yang ingin mendapatkan keturunan. Program ini biasanya memakan biaya yang relatif tidak murah. Dengan biaya itu, berapa besar kemungkinan keberhasilan bayi tabung?

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Kebidanan dan Kandungan) RSUD Dr Soetomo Surabaya Jimmy Yanuar Anas menyatakan tingkat keberhasilan bayi tabung bisa mencapai 40-45 persen, namun hal itu juga tergantung pada usia calon ibu.

"Keberhasilan bayi tabung untuk calon ibu tergantung usia, jika usia calon ibu antara 20-30 tahun, maka kemungkinan keberhasilannya mencapai 40-45 persen, jika usia calon ibu di atas 35 tahun, maka akan terus menurun, sedangkan di atas 40 tahun, maka kemungkinannya akan sangat kecil yaitu 10-15 persen," katanya di Surabaya, Sabtu (31/10).

Ia mengatakan persepsi masyarakat bahwa program bayi tabung hanya terdiri dari satu macam, padahal program bayi tabung memiliki berbagai macam program yang bisa dipilih melalui beberapa proses perkembangan. Kemudian setelah saatnya tiba maka benih itu dimasukkan ke dalam rahim calon ibu untuk perkembangan berikutnya.

"Secara sederhana, bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh ibu, istilahnya in vitro vertilization atau dalam Bahasa Latin in vitro berarti dalam gelas atau tabung, lalu vertilization berarti pembuahan. Dalam proses bayi tabung, sel telur matang diambil dari indung telur ibu," terangnya.

Selanjutnya, sel telur yang diambil dari indung telur ibu akan dibuahi dengan sperma di dalam medium cairan. Setelah berhasil, embrio kecil yang terjadi dimasukkan ke rahim dengan harapan berkembang menjadi bayi.

"Dalam proses pembuatan bayi tabung, langkah pertama harus menyeleksi pasien, apakah istri dan suami layak mengikuti program bayi tabung. Apabila layak, baru bisa masuk dan mengikuti program bayi tabung. kemudian dilakukan stimulasi atau merangsang indung telur untuk memastikan banyaknya sel telur. Secara alami, sel telur hanya satu, namun untuk bayi tabung, perlu lebih dari satu sel telur untuk memperoleh embrio," paparnya.

Selain itu, lanjutnya, pemantauan pertumbuhan folikel (cairan berisi sel telur di indung telur) melalui ultrasonografi untuk melihat apakah sel telur sudah cukup matang untuk diambil, kemudian mematangkan sel telur dengan menyuntikkan obat agar siap diambil.

"Pengambilan sel telur, kemudian diproses di laboratorium. Pengambilan sperma suami pada hari yang sama, jika tidak ada masalah, pengambilan dilakukan lewat masturbasi. Jika bermasalah, pengambilan sperma langsung dari buah zakar melalui operasi," ujarnya.

Langkah berikutnya, pembuahan atau fertilisasi di dalam media kultur di laboratorium dan menghasilkan embrio. Transfer embrio kembali ke dalam rahim agar terjadi kehamilan, setelah embrio terbentuk, lalu penunjang fase luteal untuk mempertahankan dinding rahim dan tim dokter memberi obat untuk mempertahankan dinding rahim ibu agar terjadi kehamilan.

"Terakhir, proses simpan beku embrio, misalnya dalam embrio pasien ada sekitar 9-15, dan yang digunakan hanya tiga embrio, maka sisanya bisa disimpan dengan cara dibekukan untuk kehamilan berikutnya, karena usia embrio bisa mencapai 10 tahun," terangya.

Ia mengungkapkan harga untuk program bayi tabung adalah sebesar Rp 40-50 juta, tergantung kasus dan usia calon ibu, yang bisa mempengaruhi keberhasilan program bayi tabung.  Sedangkan, mahalnya harga program bayi tabung dikarenakan 60 persen biaya bayi tabung adalah obat-obatan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement