REPUBLIKA.CO.ID, Memberikan ASI langsung ke bayi memang cara terbaik. Selain lebih steril, bayi juga akan lebih puas. Namun, ada beberapa kondisi ibu tidak bisa memberikan ASI langsung, salah satunya ketika ibu harus kembali bekerja. Selain itu, ada kondisi lainnya yang membuat ibu harus memerah ASI.
Konselor laktasi RSIA Bunda, Muji Hananik, menjelaskan kondisi ibu harus memerah ASI selain harus kembali bekerja, juga saat payudara ibu bengkak, saat puting ibu tenggelam, saat ibu sakit dan bayi lahir dengan berat badan yang rendah. Dalam kondisi payudara bengkak misalnya, jika terus dibiarkan bengkak, sementara bayi tidak dapat menyusu langsung, sebaiknya langsung diperah.
Cara memerah ASI dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu memerah dengan tangan dan memerah ASI manual dengan pompa. Jika memerah dengan tangan, letakkan jempol dan jari telunjuk membentuk huruf di atas areola payudara ibu. Kemudian tekan atau pencet payudara ibu sampai ASI keluar. Dalam memerah dengan tangan, yang harus dihindari adalah menekan atau memeras puting, mengurut payudara atau menarik puting.
Lalu bagaimana cara memerah manual dengan pompa? Ada beberapa jenis pompa yang bisa digunakan. Ada pompa tipe squeeze bulb (terompet). Tapi pompa jenis ini tidak dianjurkan karena tidak dapat mensterilkan bagian bola karetnya. Juga tekanan negatif yang dihasilkan sukar dikontrol.
Pompa yang dianjurkan adalah tipe silindris. Karena semua bagian dapat disterilkan, tekanan negatif yang dihasilkan dapat lebih diatur. Selain pompa manual, adapula pompa listrik atau biasa disebut pompa ASI elektrik.
ASI yang sudah diperah ini bisa bertahan lama. Untuk penyimpanan di udara luar, ASI perah bertahan 6 sampai 8 jam. Sedangkan di dalam termos es bisa bertahan 24 jam. Jika disimpan di dalam lemari es bisa bertahan 2 kali 24 jam. Lalu jika disimpan didalam freezer kulkas satu pintu bisa bertahan hingga dua minggu. Sedangkan dalam freezer kulkas dua pintu bisa bertahan hingga 3 bulan.
Ketika ingin diberikan pada bayi, ASI yang beku di dalam freezer harus diletakkan di chiller agar mencair. Setelah itu dihangatkan dengan cara menuangkan air panas di dalam mangkuk, lalu botol ASI yang berisi ASI perah diletakkan di atasnya sambil sedikit digoyangkan agar ASI bercampur kembali.
Setelah itu, ASI bisa diberikan kepada bayi dengan sendok, pipet ataupun gelas. Sebaiknya hindari pemberian dengan botol susu.