REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Ramadhan merupakan momen istimewa bagi umat Islam, termasuk ibu hamil. Namun, menjalani ibadah puasa saat hamil memerlukan perhatian khusus, terutama dalam menjaga asupan nutrisi. Nutrisi yang seimbang saat sahur dan berbuka menjadi kunci utama untuk memastikan kesehatan ibu dan janin tetap optimal.
Dokter spesialis kandungan RSUD Cilincing Jakarta Utara dr Andrew Putranagara Sp.OG menekankan pada ibu hamil yang menjalani puasa harus tetap memprioritaskan nutrisi seimbang pada saat sahur dan berbuka. Andrew menyarankan untuk memilih sumber karbohidrat yang kompleks seperti nasi merah, sumber protein dari tahu, telur rebus, ikan atau kacang-kacangan dan jangan lupa sayur-sayuran hijau.
“Karbohidrat kompleks buat ibu-ibu hamil ini untuk mempertahankan supaya nggak cepat lapar karena dia butuh proses yang lebih lama, misalnya sahur doyan oatmeal boleh aja sahur oatmeal dengan potongan pisang misalnya. Atau dengan kacang-kacangan,” katanya dalam webinar yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (6/3/2025).
Ia juga mengatakan asupan multivitamin yang sudah diresepkan dokter kandungan juga bisa diminum untuk tambahan nutrisi selain dari makanan dengan gizi seimbang. Andrew mengatakan selain sumber makanan, yang perlu diperhatikan juga adalah asupan cairan yang wajib minimal dua sampai tiga liter per hari untuk mencegah risiko dehidrasi pada ibu hamil dan produksi ASI yang menurun bagi ibu menyusui.
Ia juga menyarankan untuk menghindari konsumsi minuman berkafein seperti teh atau kopi yang bisa menyebabkan dehidrasi karena intensitas buang air kecil akan lebih sering. Andrew mengatakan berpuasa saat hamil, tubuh juga akan mengalami penyesuaian terhadap asupan yang diterimanya sama pada kondisi tubuh saat tidak hamil. Namun pada ibu yang menyusui ada kondisi tubuh yang disebut lactation acidosis di mana tubuh menjadi lebih asam karena kurangnya karbohidrat kompleks sehingga tubuh akan menggunakan lemak.
Pada kondisi ini bisa lebih berisiko pada ibu menyusui yang bisa menyebabkan masalah kesehatan serius. Namun ia mengingatkan tidak semua pasien mengalami hal ini sehingga harus tetap dikonsultasikan pada dokter spesialis agar mengetahui kondisi tubuhnya jika ingin berpuasa.
“Kalau memang siap, berarti dia bisa menjalankan. Namun pada saat menjalankannya, tiba-tiba ibu hamil atau ibu menyusui ada tanda-tanda yang tidak enak di dalam tubuhnya memang seharusnya harus dikonsultasikan,” kata dia.
