REPUBLIKA.CO.ID, Pernahkah ibu melarang anak main kotor-kotoran di belakang halaman rumah? Atau melarangnya main sepeda panas-panasan? Atau justru melarang anak yang sedang aktif berlari?
Sebenarnya, menurut psikolog anak dan keluarga, Roslina Verauli, sebaiknya orang tua membiarkan anaknya bebas bermain. Apalagi saat anak berusia dua sampai enam tahun, dimana usia tersebut merupakan usia puncak bermain pada anak.
Dengan bermain anak bisa mengeksplor banyak hal. Misalnya Anda mengajak anak bermain dengan balon. Meminta mereka mengambil balon yang dipajang dalam tiang yang tersusun rapi. Ada balon yang letaknya di atas, ada yang di bawah. Warnanya pun bervariasi.
Cobalah Anda minta anak untuk mengambil balon. "Nak coba ambil balon satu," ujar perempuan yang akrab disapan Vera mencontohkan.
Mendengar perintah Anda, anak akan mengambil balon. Dia akan mengambil satu balon. Dengan begitu, dia akan memahami masalah ketinggian, karena ada balon yang tinggi dan rendah.
Anak juga akan memahami warna. Ada balon yang warna kuning dan oranye. Kedua warna ini hampir sama. Tapi anak bisa memahami perbedaannya.
"Nah, di sini kognitif anak berkembang. Konsep tentang warna dan ketinggian, anak juga belajar angka. Seperti satu balon itu," jelasnya dalam acara konferensi pers dan talkshow BebeExplora Playground, di Jakarta, pekan lalu.