REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Penjualan batik khas Kabupaten Jember, Jawa Timur, meningkat selama rangkaian kegiatan "Jember Fashion Carnaval International Event" yang digelar di kabupaten setempat sejak 26-30 Agustus 2015.
"Peningkatannya menjadi tiga kali lipat dibandingkan hari biasa karena memang banyak tamu dari luar daerah yang ingin membeli batik khas Jember," kata pemilik Rumah Batik Rolla Jember, Iriane Chairini Megawati, di Jember, Sabtu.
Pada hari-hari biasa, penjualan batik di Rumah Batik Rolla berkisar 150-200 potong per hari dengan harga yang bervariasi dari Rp 110.000 hingga Rp 1,5 juta sesuai dengan permintaan konsumen.
"Saat ini penjualan batik bisa tiga kali lipat dan stok batik yang kami buat masih cukup banyak, sehingga tidak sampai kehabisan. Namun kami sempat kewalahan untuk melayani pembeli," tuturnya.
Menurut dia, motif batik terlaris yakni motif bergambar Jember Fashion Carnaval (JFC) dan daun tembakau yang menjadi salah satu ikon khas batik Jember, sehingga dua motif tersebut banyak diburu pembeli.
"Sebenarnya kami menyediakan berbagai macam jenis batik dan tenun khas Jember dengan kualitas bahan terbaik, bahkan berbagai motif baru kami buat untuk memanjakan konsumen," paparnya.
Kepala Kantor Pariwisata Jember, Sandi Suwardi Hasan, mengatakan tidak hanya batik khas Jember yang mengalami peningkatan penjualan selama rangkaian kegiatan JFC, namun berbagai kuliner dan produk lokal khas Jember juga meningkat.
"Ada beberapa produk lokal yang dijual di sejumlah stand pameran JFC Exhibition dan biasanya pembeli dari luar daerah tertarik untuk menjadikan oleh-oleh saat pulang nanti," tuturnya.
Ia mengakui rangkaian JFC International Event dapat meningkatkan perekonomian dan pariwisata Jember karena banyak wisatawan domestik dan mancanegara yang berkunjung ke daerah yang berjuluk Kabupaten Tembakau itu.