REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER - Penampilan para model yang mengenakan 25 busana karya terbaik desainer Anne Avantie memeriahkan "grand carnival" Jember Fashion Carnival (JFC) ke-18 yang digelar di Jalan Sudarman Kabupaten Jember, Jawa Timur, Ahad (4/8) petang.
Busana kebaya yang dipadukan dengan batik dominan warna emas dan hitam karya Anne diperagakan oleh 20 model profesional dan dipersembahkan kepada pendiri sekaligus President JFC Dynand Fariz yang telah meninggal dunia.
"Seluruh karya busana itu, saya dedikasikan untuk sahabat saya almarhum Dynand Fariz," kata Anne kepada sejumlah media di Jember.
Menurutnya tema yang diambil untuk seluruh rancangan busana tersebut yakni "selalu di hati" karena Dynand Fariz akan selalu ada di hati dan karyanya seperti oase.
"Itu untuk mengenang perjuangan mas Dynand Fariz dalam membesarkan JFC dan semoga tenang di sisi Nya karena karya-karyanya akan selalu di hati," katanya.
Kehadiran Anne pada kegiatan JFC2019 untuk memenuhi undangan almarhum Dynand yang sudah lama dimimpikan oleh President JFC tersebut.
"Ini adalah mimpi saya dan mimpi mas Dynand untuk kolaborasi dalam sebuah ajang JFC, sehingga saya membuat busana itu secara mendadak yang saya persembahkan untuk almarhum," katanya.
Dalam rangkaian acara grand carnival JFC ke-18, para model profesional menggunakan busana kebaya dipadukan dengan batik yang didominasi warna hitam dan kuning keemasan karya desainer Anne Avantie berlenggak-lenggok di catwalk di depan Kantor Pemkab Jember setelah dibuka oleh Bupati Jember Faida.
Di akhir acara, Anne Avantie bersama 25 model yang menggunakan rancangan terbaiknya kembali tampil untuk menutup JFC ke-18 dan berjalan di catwalk untuk menyapa masyarakat Jember.
JFC ke-18 tersebut berlangsung penuh keharuan karena karnaval tingkat internasional tersebut menjadi persembahan khusus bagi pendiri dan President JFC Dynand Fariz yang meninggal dunia pada 17 April 2019, sehingga perancang busana kebanggaan Indoneesia tersebut memberikan persembahan karya terbaiknya di JFC.
Seluruh keluarga Dynand yang terlibat dalam JFC juga tampil mengenakan pakaian hitam dengan aksesoris khas JFC mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan meminta dukungannya agar JFC selalu bisa dilaksanakan dengan sebaik mungkin setiap tahunnya.
JFC ke-18 mengangkat tema "Tribal Grandeur" yang artinya keagungan suku-suku bangsa dengan delapan defile yang ditampilkan yakni suku bangsa Aztec (Meksiko), Mongol (Mongolia), Zulu (Afrika Selatan), Viking (Norwegia), Karen (Thailand), Polynesia, dan Indonesia yang kali ini diwakili oleh suku Minahasa (Sulawesi Utara) dan Hudoq (Kalimantan Timur).