Selasa 18 Aug 2015 05:50 WIB

Waspadai, Mengompol Tanda Saraf Bermasalah

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Mengompol terkesan sepele, tapi anak yang tak kunjung bisa mengendalikan keinginannya berkemih perlu menjadi perhatian.
Foto: flickr
Mengompol terkesan sepele, tapi anak yang tak kunjung bisa mengendalikan keinginannya berkemih perlu menjadi perhatian.

REPUBLIKA.CO.ID, Mengompol saat tidur malam dipandang sebagai hal lumrah. Orang tua pun bersikap santai dan berpikir kebiasaan mengompol anak akan berhenti dengan sendirinya, seiring mereka bertambah besar.

Padahal mengompol tak hanya disebabkan oleh faktor genetik, juga bisa disebabkan oleh masalah saraf. Otak anak belum memungkinkan memberi sinyal untuk menahan urinnya saat malam hari tiba. Karena itu, sebaiknya Anda mengkonsultasikan hal ini dengan dokter agar mengompol tidak berlanjut hingga dewasa seperti dilansir dari laman Parenting, Selasa (18/8).

Meskipun mengompol adalah masalah umum, orang tua cenderung menjaga masalah di bawah selimut. Orang tua banyak memakaikan anak popok untuk kenyamanan dan agar anak tidak membasahi tempat tidur. Bahkan hal inilah yang dibicarakan orang tua dengan teman-temannya. 

Padahal yang benar adalah Anda mengajarkan anak buang air kecil di kamar mandi sebelum tidur. Jadikan ini sebagai kebiasaan sejak kecil.

Orang tua sering tidak rela menerima informasi mengenai ompol di kantor dokter spesialis anak. Mereka mungkin tidak mau mempermalukan anak mereka. Atau mengompol dipandang sebagai masalah kecil yang akan selesai di rumah.

“Dan sayangnya dokter jarang bertanya tentang ngompol,” ujar pengarang 'Waking Up Dry', Howard Bennett, M.D. “Sebagian besar dokter berasumsi bahwa Anda hanya akan memberitahu mereka jika itu adalah sebuah masalah.” 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement