Senin 17 Aug 2015 06:10 WIB

Wanita tak Bisa Jadi Koki Sushi Karena Menstruasi?

Rep: C39/ Red: Winda Destiana Putri
Makanan khas Jepang, sushi, ilustrasi.
Makanan khas Jepang, sushi, ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, Mengapa wanita tidak bisa menjadi koki sushi? Karena menstruasi sehingga mereka mengacaukan rasa makanan. Sebagian besar akan setuju pernyataan tersebut, tapi apa yang lebih mengejutkan adalah sipakah yang mengatakan itu?

Sementara dalam meneliti cerita tentang mengapa ada begitu sedikit koki sushi perempuan di dunia? Bisnis Insider April Walloga menemukan sebuah kutipan mengejutkan dari sebuah wawancara pada 2011 dengan The Wall Street Journal yang diucapkan oleh tak lain anak dari chef sushi terkenal di dunia, Jiro Ono.

Ono dan putranya, Yoshikazu, membintangi film dokumenter  pada 2011 "Jiro Dreams of Sushi." Yoshikazu Ono, putra tertua Jiro itu, adalah koki dari Sukiyabashi Jiro, restoran dengan biaya sekitar Rp 4.1 juta per orang dan diakui sebagai restoran sushi terbaik di dunia.

Ketika ditanya mengapa tidak ada koki sushi perempuan di restoran ayahnya? Yoshikazu menjawab, alasannya adalah karena perempuan mengalami sindrom menstruasi.

"Untuk menjadi profesional yang memiliki rasa mantap dalam makanan, diperlukan keahlian khusus, Namun karena siklus menstruasi yang dimiliki wanita membuat mood tidak seimbang dan cenderung merusak selera makan mereka sendiri. Itulah mengapa wanita tidak bisa menjadi koki sushi," katanya seperti dilansir dari Foodbeast, Senin (17/8).

Pada awal film dokumenter, Yoshikazu diminta untuk menjelaskan apa yang membuat koki sushi besar, dan ia pun menjawab, karena ada beberapa yang lahir dengan bakat alami, sedangkan beberapa lainnya memiliki langit-langit yang sensitif dan indra penciuman. "Dia juga mungkin setuju bahwa koki sushi adalah "bakat alami" yang khusus untuk laki-laki," katanya.

Menurut Business Insider, ada beberapa mitos di Jepang mengapa koki perempuan hanya akan memasak sushi dengan rasa rendah, mulai dari tangan perempuan yang terlalu kecil dan hangat untuk menangani sushi, serta makeup dan parfum mereka yang merusak rasa ikan segar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement