REPUBLIKA.CO.ID, Travelling tentu saja menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan. Apalagi jika dilakukan seorang diri, Anda bebas ke mana saja, dan melakukan apa saja.
Namun, bagi Anda yang baru menjadi seorang ibu dan kini tengah menyusui pasti akan menjadi dilema, pergi travelling, dinas luar kota, atau di rumah saja menyusui bayi Anda. Jangan khawatir, menyusui dan travelling keduanya bisa berjalan lancar meskipun tanpa membawa bayi Anda ikut serta.
Wakil Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Nia Umar yang juga seorang konselor laktasi, menjelaskan jika travelling dilakukan tanpa membawa anak, tipsnya yang pertama adalah lihat usia anak. Pihak AIMI merekomendasikan, jika anak Anda masih berusia di bawah enam bulan, sebaiknya berpikir ulang untuk travelling atau dinas luar kota. “Karena usia tersebut, bayi masih full hanya perlu ASI,” jelansnya, kepada wartawan usai konferensi pers Pekan ASI Sedunia (PAS) beberapa waktu lalu.
Ia menyarankan untuk menerima pekerjaan luar kota saat anak sudah mulai makan, syukur-syukur sudah berusia 12 bulan. Sebab di bawah 12 bulan bayi dominan menyusui. Ibu pun harus menyiapkan ASI perah yang cukup selama meninggalkan anak keluar kota atau luar negeri. Simpan di dalam kulkas. Dan ketika dibutuhkan, titip pesan kepada nenek atau pengasuh anak untuk memberikan ASI-nya.
Lalu bagaimana memerah ASI selama travelling? Yang utama adalah membawa seluruh perlengkapan memerah. Mulai dari pompa ASI, wadah ASI perah, termos penyimpan ASI, plastik ASI, dan blue ice atau ice gel.
Selain itu, Anda harus memastikan bahwa maskapai yang Anda gunakan bisa membawa ASI perah. Jangan lupa mengakut serta surat-surat jika diperlukan misalnya surat dokter yang menjelaskan bahwa benar itu adalah ASI perah.
Lalu bagaimana dengan pendinginnya? Nia menyarankan agar Anda membawa serta blue ice atau ice gel. Atau bisa juga menggunakan es batu biasa yang dijajakan di supermarket atau warung.
Lalu ketika sudah tiba di hotel, Anda bisa menaruh ASI perah di kulkas. Jika tidak ada kulkas di kamar, Anda bisa titip di dapur hotel. “Ibu menyusui harus kreatif, tapi seiring jalan, ibu menyusui akan menemukan jalan sendiri,” tambahnya.