Kamis 30 Jul 2015 06:41 WIB

Musik Bermanfaat Bagi Saraf Anak

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Winda Destiana Putri
Mendengarkan musik di IPOD (ilustrasi).
Foto: Republika/Prayogi
Mendengarkan musik di IPOD (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Penelitian baru menemukan pelajaran musik mendatangkan manfaat pada saraf anak-anak. Banyak penelitian muncul dalam beberapa tahun terakhir yang menyebutkan bahwa musik mendatangkan manfaat kognitif, emosional, dan perilaku pendidikan untuk anak-anak.

Akan tetapi mengingat sekolah musik cukup memakan biaya, maka banyak anak yang tidak memulai pelatihan musik secara formal hingga mereka masuk sekolah tinggi.

"Sekolah pelatihan musik mengubah jalan perkembangan otak remaja," ucap tim peneliti yang dipimpin Nina Kraus dari Universitas Northwestern seperti dikutip dari Pacific Standard, Kamis (30/7).

Kraus dan rekannya yakni Adam Tierney dan Jennifer Krizman melibatkan dua kelompok mahasiswa Chicago dari lingkungan berpenghasilan rendah.

Para peneliti menguji mereka sebelum masuk sebagai mahasiswa baru. Satu kelompok yang terdiri dari 19 siswa terlibat dalam pelatihan musik. Sedangkan kelompok lainnya yang terdiri 21 siswa berpartisipasi dalam Petugas Cadangan Pelatihan Corps SMP.

"Dampak pelatihan musik pada sistem pendengaran yang dimulai ketika masa remaja menunjukkan pengaruh pada fungsi saraf," ucapnya.

Pengujian difokuskan pada kemampuan bahasa dan bagaimana otak merespon rincian suara. Kepekaan terhadap suara, kata Kraus, biasanya mencapai puncaknya saat masa kanak-kanak dan bertahap menurun. Hal ini menjelaskan mengapa lebih mudah bagi anak dan remaja untuk belajar bahasa baru daripada orang dewasa.

Penelitian dilanjutkan tiga tahun kemudian ketika kelompok tersebut memasuki tahun senior. Hasilnya mengungkapkan bahwa kelompok musik menunjukkan pematangan respon otak lebih cepat. Mereka juga menunjukkan sensitivitas otak berkepanjangan. Secara keseluruhan, musik menimbulkan keuntungan dalam fungsi otak.

"Pelatihan musik dapat mempertahankan tingkat kepadatan pendengaran dan mengaktifkan kinerja tugas pendengaran yang menantang," ujar Kraus.

Hasil penelitian membuktikan dampak pelatihan musik pada sistem pendengaran dimulai pada masa remaja. Otak remaja masih berkembang. Instruksi musik dapat meningkatkan keterampilan keaksaraan. Memahami kata yang diucapkan adalah komponen penting dari pembelajaran.

"Persentase anak yang menerima pelatihan musik sebelum usia 18 tahun turun dari 53 persen pada 1982 menjadi 36 persen pada 2008," kata Kraus.

Ia sungguh menyayangkannya. Padahal pelatihan musik menghadirkan keuntungan dalam keterampilan penting sehari-hari. Meski belajar bermain musik tidak melatih keterampilan langsung untuk kepentingan karier, namun musik dapat menimbulkan pengembangan keterampilan yang akan meningkatkan kemampuan memperoleh pengetahuan dan bakat di masa depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement