REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musik latar yang sering kita dengar di kafe, toko, atau kantor ternyata memiliki dampak yang lebih besar dari sekadar pengisi suara. Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam Jurnal Psikologi Terapan mengungkapkan bahwa ketidaksesuaian musik di tempat kerja dapat berdampak negatif pada suasana hati dan kinerja karyawan.
Fenomena ini, yang didefinisikan sebagai perbedaan antara jenis musik yang diinginkan karyawan dan musik yang sebenarnya diputar, dapat memicu berbagai masalah di lingkungan kerja. Tim peneliti dari Ohio State University, University of Illinois Chicago, dan Hong Kong Polytechnic University melakukan dua jenis studi untuk menguji hipotesis mereka. Pertama, mereka melakukan eksperimen daring dengan 166 karyawan penuh waktu. Peserta secara acak mendengarkan berbagai jenis musik saat menyelesaikan tugas.
Kedua, mereka mengamati 68 pekerja layanan secara langsung selama tiga pekan, mengumpulkan data tentang jenis musik yang mereka butuhkan, musik yang sebenarnya diputar, perasaan mereka, dan perilaku mereka di tempat kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika karyawan tidak mendapatkan musik yang sesuai dengan kebutuhan mereka, emosi positif mereka menurun dan mereka mengalami kelelahan mental yang lebih tinggi.
Dampak ini kemudian memengaruhi perilaku mereka di tempat kerja, membuat mereka kurang berinisiatif dan lebih cenderung melanggar aturan. Misalnya, seorang kasir yang membutuhkan musik yang tenang dan lembut untuk menghadapi pelanggan yang stres mungkin harus mendengarkan musik dengan tempo cepat yang justru meningkatkan kecemasan mereka. Sebaliknya, seorang pekerja gudang yang membutuhkan musik energik untuk tetap termotivasi mungkin harus mendengarkan musik lambat yang membuatnya mengantuk. Namun, respons setiap individu terhadap musik berbeda-beda.
Karyawan dengan kemampuan menyaring stimulus yang tinggi lebih mampu mengabaikan musik yang tidak diinginkan, sementara mereka yang kurang mampu merasa lebih terganggu. Bagi perusahaan yang terlalu fokus pada daftar putar untuk meningkatkan penjualan, hal ini dapat merugikan produktivitas dan semangat kerja karyawan. Ini adalah contoh "keputusan yang mengabaikan nilai besar demi keuntungan kecil", menurut para peneliti.
Dampak musik latar tidak hanya terbatas pada sektor ritel dan makanan. Dengan meningkatnya tren kerja jarak jauh, kendali atas lingkungan suara menjadi keuntungan tambahan bagi karyawan. Perusahaan yang menawarkan fleksibilitas dalam pemilihan musik dapat menarik tenaga kerja berkualitas.
Secara keseluruhan, musik latar di tempat kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap suasana hati dan kinerja karyawan. Ketika musik tidak sesuai dengan kebutuhan karyawan, hal itu dapat menyebabkan ketidakpuasan, kurangnya kerja sama, dan bahkan perilaku yang merugikan bisnis. Namun, ketika musik selaras dengan preferensi dan kebutuhan karyawan, hal itu dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis dan produktif. Oleh karena itu, perusahaan dinilai perlu mempertimbangkan preferensi musik karyawan dalam menciptakan lingkungan kerja yang optimal.