REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah restoran di kota kecil Stawell, sekitar 237 km sebelah barat Melbourne, yang menyajikan daging possum (semacam tupai) kini menuai kecaman. Padahal, awalnya menu tersebut begitu popular untuk warga setempat.
Sebenarnya Leoni Clayton, koki di restoran penginapan Goldfields Comfort Inn itu, telah menyajikan menu possum sejak beberapa bulan lalu. Menurut dia, menu yang tadinya berupa pie itu kemudian diubah menjadi sup daging ala Prancis yang dikenal sebagai cassoulet.
Bagi pengunjung restoran, kata Clayton, menu baru itu membuat penasaran sehingga mereka terdorong untuk mencobanya. Namun setelah kabar bahwa restoran ini menyajikan daging possum tersebar luas, datanglah berbagai kecaman yang dialamatkan kepada restoran tersebut.
"Orang hanya ingin mencobanya. Tentu saja saya mengantisipasi komentar pengunjung, tapi bukan seperti komentar saat ini yang sangat keras dan agresif," kata Clayton. "Padahal saya selama ini juga menyajikan daging kanguru dan tidak pernah ada yang berkomentar miring," katanya.
"Saya heran dengan berbagai komentar yang ada sebab kalau diingat di negara lain ada yang makan daging anjing dan kucing. Itu pilihan mereka," kata Clayton lagi.
"Apa yang salah dengan menyajikan daging yang sumbernya diperoleh secara etis? Domba juga lucu dan kita tetap memakannya, bukan?" ujarnya.
Dia mengakui bahwa membunuh possum di negara bagian Victoria termasuk pelanggaran hukum, sehingga ia mencari pasokan daging possum itu dari negara bagian Tasmania yang tidak melarang.
Mengenai rasanya, Clayton menjelaskan bahwa daging possum itu tidak bisa disamakan dengan rasa daging ayam. "Mirip-mirip daging kelinci, namun lebih gurih," jelasnya. Ia menjelaskan, menu itu bermula empat bulan lalu saat pemasok daging ke restoran itu menawaskan daging possum.
"Saya suka mencoba menu baru, dan melihat bagaimana tanggapan pelanggan," katanya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika