Sabtu 13 Jun 2015 06:01 WIB

Trik Mona Ratuliu Ajarkan Anak Mau Makan Buah

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Mona Ratuliu
Foto: Republika/Desy Susilawati
Mona Ratuliu

REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu rahasia cantik dan sehat Mona Ratuliu adalah karena kegemarannya mengonsumsi buah. Bahkan hobinya ini ia tularkan pada ketiga buah hatinya.

Istri dari aktor Indra Brasco ini mengaku hingga saat ini ketiga anaknya suka mengonsumsi buah. Kesukaan makan buah tiap anak Mona tapi berbeda-beda. Anak keduanya Baraka Rahadian Nezar (6 tahun) enggan mengonsumsi buah langsung dalam bentuk potongan, tapi ia menyukai buah yang sudah diolah menjadi jus.

Mona pun tak habis akal. Ketika Raka merengek minta kentang goreng, maka Mona akan memberikan syarat padanya. “Boleh makan kentang goreng, tapi makan buah dulu, kalau tidak mau makan buah, tidak dapat kentang goreng,” ujar Mona menirukan percakapannya dengan Raka.

Namun, Mona tidak memaksa anaknya ini untuk mengonsumsi buah. Ia hanya berusaha agar anaknya mau mencoba memasukkan buah kedalam mulut anaknya. Karena ketika sudah masuk, dia akan menyukainya.

“Saya ingin makan buah menjadi aktivitas menyenangkan untuk anak. Jadi ketika sudah besar nantinya, sudah otomatis ada memori bahwa makan buah itu sehat, asik, seru dan menyenangkan. Selanjutnya ia mau menjalankan makan buah dengan menyenangkan,” jelasnya.

Makan buah, menurut Mona tak melulu harus dimakan utuh ketika sudah dipotong, tapi bisa juga tambahkan cokelat pada buah tersebut. Selain itu, Mona juga mencoba untuk melibatkan anaknya membeli buah sendiri. “Saya ajak anak ke pasar, pilih buah sendiri, bayar sendiri, tenteng sendiri, sampai rumah kemungkinan tidak dimakan itu kecil,” ungkapnya.

Kebetulan saat di sekolah, Raka mendapatkan tugas mewawancarai penjual buah dan sayur di pasar tradisional. Kala itu, Mona sekaligus mengajak anaknya belajar dari mana asal buah dan bagaimana prosesnya sampai buah tersaji di meja makan.

“Untung pernah dapat tugas mewawancarai penjual, darimana sayur buah berasal. Awalnya dari kebun, lalu pasar tradisional, tukang sayur, baru ada di meja. Jadi dia tahu kalau yang ada di meja melalui proses panjang. Kalau tidak habis, di sana ada petani, sopir, penjual dan lainnya yang membawa buah sampai ke rumah, ini membuat anak akan menghargai makanan,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement