Rabu 13 May 2015 18:16 WIB

Mengenal Insomnia pada Anak

Umumnya ada dua tipe insomnia yang bisa mengganggu tidur anak.
Foto: flickr
Umumnya ada dua tipe insomnia yang bisa mengganggu tidur anak.

REPUBLIKA.CO.ID, Banyak orang berpikir insomnia sebagai tidak bisa tidur malam demi malam, diikuti oleh rangkaian mata merah setiap hari. Tapi, insomnia dengan sederhana diartikan tidak bisa tidur–bahkan hanya untuk satu malam.

Semua anak-anak, pada titik tertentu, akan memiliki masalah tidur, apakah karena mereka sebelumnya menonton film  menyeramkan, belum membangun rutinitas jadwal tidur, atau benar-benar gembira dan tidak sabar menanti acara esok hari. Tentu saja, satu atau dua malam buruk tidak layak menuju pusat terapi tidur.

Dikutip dari www.parentsindonesia.com, beberapa ahli menganggap kesulitan tidur merupakan hal yang signifikan ketika seseorang membutuhkan lebih dari 30 menit untuk tertidur pada tiga malam per minggu selama setidaknya tiga bulan. Namun, banyak para pakar tidur anak menggunakan kriteria yang lebih longgar untuk mendiagnosis insomnia pada anak-anak, dengan fokus utamanya pada apakah kesulitan tidur menyebabkan masalah selama jam bangun, baik untuk anak ataupun orang tuanya. Jika anak memiliki banyak malam dengan tidur yang terganggu, kemungkinan besar ia akan mengembangkan kebiasaan begadang, jelas penasihat Parents, Jodi Mindell, PhD, lektor kepala Sleep Center di Children's Hospital of Philadelphia.

Anak Anda sepertinya tidak akan mengalahkan kesulitan tidurnya yang terjadi lebih dari tiga atau empat minggu, ujarnya. Soalnya, setiap dia pergi tidur, dia sedang membangun kebiasaan tidurnya. Semakin lama dia memiliki kesulitan untuk tertidur, lebih tinggi kemungkinan bahwa tanpa disengaja ia mengajarkan dirinya sendiri untuk tidak tidur. Tetapi, Jodi Mindell menambahkan, "Anda dapat selalu menyelesaikan masalah tidur. Tidak pernah ada kata terlambat."

Definisi insomnia

Para pakar tidur mengatakan terdapat dua tipe utama insomnia pada anak-anak. Pertama, insomnia yang dihubungkan dengan tahap awal tidur cenderung terlihat pada anak-anak usia di bawah 5 tahun dan biasanya melibatkan gangguan-gangguan dalam tidur sepanjang malam. Semua anak secara alami terbangun 10 sampai 12 kali sepanjang malam dan sebagian besar berguling-guling lalu tertidur kembali, jelas Daniel Glaze, MD, direktur medis Texas Children's Hospital Sleep Center, di Houston.

Namun anak yang sudah terbiasa memiliki orangtua yang membantunya tertidur kembali dapat menangis hingga sang ibu muncul.

Kedua,insomnia kondisi-terbatas, umumnya terlihat pada anak-anak berusia lebih dari 5 tahun, yang mampu keluar dari tempat tidur. Anak dengan masalah ini lebih lama untuk bisa tertidur kembali–meminta minum, mengatakan ada monster seram di bawah ranjangnya, atau tiba-tiba memerlukan penjelasan apa yang terjadi ketika toilet disiram. Ketika orangtuanya memberikannya minum atau mencoba membahas ketakutannya, hal itu hanya memerkuat perilakunya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement