REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan di Indonesia bahkan dunia terus mengajak masyarakat untuk memberikan imunisasi dan vaksinasi pada anak. Sayangnya di Indonesia masih banyak anak yang belum mendapatkan imunisasi secara lengkap. Padahal, menurut dr Meyda SpA, imunisasi ini penting dilakukan. Mengapa?

Meyda mengatakan imunisasi merupakan upaya pencegahan baik secara primer maupun sekunder. Secara primer, imunisasi dan vaksinasi berfungsi untuk menghindari terjadinya sakit atau kejadian yang mengakibatkan seseorang sakit atau menderita cedera dan cacat. Sedangkan pencegahan sekunder imunisasi maupun vaksinasi merupakan bentuk deteksi dini. Bila diketahui adanya penyimpangan kesehatan seorang bayi atau anak maka intervensi atau pengobatan segera dilakukan secepatnya.

Selain itu, keuntungan imunisasi maupun vaksinasi merupakan pertahanan tubuh yang terbentuk oleh beberapa vaksin akan dibawa seumur hidupnya. Tak hanya itu, vaksinasi juga bersifat cost-effective karena murah dan efektif. “Vaksinasi tidak berbahaya. Reaksi yang serius sangat jarang terjadi, jauh lebih jarang dari pada komplikasi yang timbul apabila terserang penyakit tersebut secara alami,” jelasnya dalam pembukaan klinik khusus anak, AP & AP Pediatric, Growth, and Diabtes Center, di Jakarta, Sabtu (2/4).

Ia menambahkan vaksinasi dan imunisasi pun memiliki nilai yang penting. Yaitu, nilai individu, sosial dan keuntungan dalam menunjang sistem kesehatan nasional. Nilai individu, anak yang telah mendapat vaksinasi 80 sampai 95 persen akan terhindar dari penyakit infeksi yang ganas.

Sementara nilai sosial, kekebalan individu akan memutus mata rantai penularan penyakit dari anak ke anak lain atau kepada dewasa yang hidup bersamanya. “Dalam hal ini lima sampai 20 persen anak yang tidak diimunisasi akan juga terlindung, disebut herd immunity atau kekebalan komunitas. Selain itu, vaksinasi dan imunisasi juga memiliki nilai keuntungan dalam menunjang sistem kesehatan nasional."

Ikuti Whatsapp Channel Republika