REPUBLIKA.CO.ID, Membeli ASI secara online sama sekali bukan pilihan bijak. Sebuah studi dari Nationwide Children's Hospital in Columbus, Ohio, menemukan bahwa susu sapi dicampur dalam sampel ASI online.
"Ini cukup berbahaya bagi bayi jika mereka memiliki alergi atau intoleransi susu sapi," kata Sarah Keim, kepala peneliti seperti dikutip dari www.parentsindonesia.com. "Bagi bayi lain, susu sapi tidak direkomendasikan sebagai sumber gizi utama sebab tidak menyediakan gizi yang lengkap untuk bayi manusia."
Studi yang dimuat jurnal Pediatrics, 6 April lalu, meneliti 102 sampel ASI yang dibeli secara online. Susu-susu ini kemudian dites secara DNA. Hasilnya, 10 persen dari sampel terkontaminasi susu sapi. "Orang tua tidak akan bisa mengetahui apakah ASI yang mereka beli secara online aman dan berkualitas bagus," kata Keim. "Tidak bagus memberi ASI yang dibeli secara online kepada bayi Anda."
Ada banyak alasan orang tua membeli susu secara online, antara lain bayinya diadopsi atau kesulitan menyusui. "Beberapa ibu rela menjadi ekstrem untuk mendapat ASI untuk bayinya dan sangat menghindari susu formula sehingga mereka mau membeli susu dari sumber yang tidak jelas," kata Keim.
ASI yang dibeli online bisa mengandung cytomegalovirus, hepatitis B, hepatitis C dan HIV, kata Dr. Susan Landers, neonatologist di Austin, Texas. FDA, badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat sudah memeringatkan bahwa membeli ASI online tidak aman.