REPUBLIKA.CO.ID, Mikropenis atau penis yang berukuran terlalu kecil bisa ditangani dengan terapi hormonal. Terapi ini disarankan dilakukan sebelum, atau jangan melewati, usia pubertas atau masa pertumbuhan (14 tahun).
DR. Dr. Jose RL Batubara, SpA (K), spesialis endokrinologi dari FKUI-RSCM mengatakan, seperti dikutip dari www.parentsindonesia.com, dalam terapi biasanya digunakan testosteron ester, karena selain cukup baik dari segi keamanan, dosis dan biayanya pun relatif rendah.
Pada saat ini, testosteron dapat diberikan secara oral maupun non-oral. Terapi oleh spesialis endokrin diberikan 4 kali setiap 3-4 minggu dengan total hanya 4 kali suntikan. Kontrol dilakukan 2 minggu pasca suntikan terakhir. Pada neonatus dengan mikropenis, apabila hasilnya tidak memuaskan, maka dapat diulang pada usia 4-5 tahun.
Terapi menggunakan testosteron topikal juga terbukti menunjukkan hasil efektif pada anak-anak. Penelitian yang dilakukan oleh Arisaka O dari Dokkyo University School Of Medicine, Mibu, Jepang, di tahun 2001 dan dimuat dalam jurnal Pediatrics International, mengatakan bahwa pemberian harian salep testosteron 5 persen kepada 50 anak lelaki berusia 5 bulan sampai dengan 8 tahun selama 30 hari menunjukkan hasil pertambahan panjang penis.
Untuk efek samping ringan, biasanya yang terjadi adalah anak menjadi lebih sering ereksi. Sementara untuk kasus yang jarang terjadi, efek samping bisa juga memacu penutupan lempeng tulang (menghambat pertumbuhan) dan memacu pubertas jika dosis diberikan berlebihan.
Yang jelas, masalah mikropenis pada anak perlu segera ditangani karena berpotensi menimbulkan gangguan pertumbuhan dan pubertas. Dengan terapi, penis si kecil pun akan bisa tumbuh dengan baik.