Kamis 26 Mar 2015 04:40 WIB

Psikolog: Jangan Sampai Gadget Bikin Anak Pasif

Anak menggunakan gadget.    (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Anak menggunakan gadget. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Elisabeth Santosa mengingatkan orang tua untuk selangkah lebih maju dari anak ketika membolehkan buah hati menggunakan perangkat canggih seperti ponsel cerdas. Menurutnya, anak boleh bermain gadget tetapi buah hati harus tetap didorong untuk melakukan aktivitas lainnya yang lebih prirotas. 

Aktivitas itu di antaranya bis bermain boneka, membaca, mengerjakan pekerjaan rumah, makan, mandi dan aktivitas yang melibatkan gerakan tubuh yang aktif.

"Anak harus diingatkan tanggung jawab prioritasnya agar dapat menstimulasi tumbuh kembangnya, tidak hanya pasif lewat gadget saja," kata perempuan yang akrab dipanggil Lizzie itu seusai peluncuran buku perdana karyanya "Raising Children in Digital Era" di kawasan Matraman, Jakarta, Rabu (25/3).

Lizzie mengatakan kehadiran multimedia di era kini tidak bisa ditolak begitu saja seperti teknologi televisi, musik, media sosial dan internet. Anak juga tidak bisa dihindarkan dari hal-hal tersebut. Permasalahan bagi orang tua sejatinya adalah memilihkan mana yang sesuai dengan umur mereka.

 

"Ortu harus tegas memberi aturan main anak yang belum cukup usia. Anak perlu dimonitor misalnya boleh mengakses situs berbagai video yang sesuai umurnya misalnya lewat kanal Youtube Kids (Youtube untuk anak-anak) yang ada 'parental control' atau filter tayangan yang sesuai umur mereka," katanya.

Menurut dia, situs berbau pornografi juga menjadi ancaman bagi tumbuh kembang anak karena materinya dapat memicu kecanduan negatif bagi mereka.

"Situs porno justru kini dapat menghampiri mereka misalnya dapat 'broadcast' pesan BBM dari temannya. Adiktif terhadap pornografi bagi anak di usia dini dapat mengganggu pertumbuhan seksualnya untuk jangka waktu yang lama," kata dia.

Maka dari itu, Lizzie menyarankan agar orang tua tetap memonitor anaknya dengan menjadi teman di media sosial. Contohnya menjadi teman di Facebook, BBM, WhatsApp atau media sosial lainnya.

"Kalau tidak begitu, misalnya mereka di Facebook berteman dengan orang aneh atau penjahat seksual tentu berbahaya jika kita tidak menjadi teman di media sosial," katanya.

Bagi Lizzie, di masa kini medidik anak memang tantangan yang besar karena tantangan mengasuh anak tidak hanya datang dari dunia nyata, tapi juga dunia maya.

"Tidak ada kata terlambat bagi orang tua yang kini sudah telanjur tertinggal oleh anak di zaman modern ini. Orang tua tidak terlambat untuk belajar agar dapat memonitor anak yang telanjur kecanduan gadget," katanya.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement