Jumat 20 Mar 2015 14:38 WIB

Anak Menangis Saat Harus Pulang? Coba Cara Ini

Anak bermain mobil mobilan (ilustrasi).
Foto: Pandega
Anak bermain mobil mobilan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Si kecil senang berkunjung ke rumah temannya, bermain di taman bermain, atau pergi ke kebun binatang. Karena begitu menyenangi aktivitas tersebut, bisa jadi dia tidak mau diajak pulang. Dia membiarkan Anda mengetahuinya dengan cara menolak, merengek, bahkan menangis keras.

“Transisi dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya bisa menjadi hal menyulitkan bagi anak prasekolah karena mereka tidak memiliki pemahaman yang bagus akan waktu dan tidak bisa menghargai pentingnya mematuhi jadwal,” ujar Steven Curtis, PhD, psikolog anak dan penulis Understanding Your Child’s Puzzling Behaviour. Jika kalimat “Aku tidak mau pergi” terdengar terlalu familiar, ikuti langkah-langkah berikut agar si kecil bisa pergi tanpa rewel.

Buat jadi lebih menarik

Dikutip dari www.parentsindonesia.com, jika Anda berbaring di pantai di Hawaii, apakah Anda akan bersemangat naik pesawat untuk kembali pada kebiasaan rutin? Mungkin tidak. Ini juga yang terjadi pada anak. Saat mereka sedang menikmati kesenangan dalam hidupnya duduk di ayunan yang sedang membumbung tinggi di taman bermain, dan Anda menginterupsi dengan mengatakan mereka harus pulang untuk bersiap tidur, jangan berharap mereka akan antusias.

Cari cara yang dijamin sukses untuk mencegah konfrontasi. “Anak-anak di usia ini sulit menolak permainan,” kata Dr. Grosshans. “Jadi ketimbang meneriaki mereka bahwa sekarang sudah waktunya pulang, lebih baik Anda menjadikannya suatu permainan.” Seperti adu cepat masuk ke dalam mobil, bermain mengganti lirik lagu, atau menyanyikan lagu lucu, akan mengalihkan dia sehingga tidak merasa seperti meninggalkan pantai di Hawaii untuk kembali bekerja, misalnya.

Tetap bersikap tenang

Setelah mencoba segalanya dan dia masih menolak pulang, cobalah bertindak. “Lakukan apa yang diperlukan untuk membuatnya berada di tempat yang seharusnya, sekalipun harus menjemput dan menggendongnya,” kata Dr. Curtis. “Tapi, jangan mengancam dengan tidak akan mengajaknya pergi lagi, ini hanya akan memperburuk situasi.”

Saat Anda berhasil mengalihkan ke aktivitas berikutnya, dia mungkin sudah menjadi lebih tenang. Kini Anda perlu mendiskusikan dengan singkat apa yang terjadi dan biarkan dia mengatakan hal lain apa yang bisa dilakukannya saat itu. Dan tetaplah pada topik tersebut.

“Anak-anak umumnya mulai mudah menjalani transisi setelah duduk di bangku sekolah dasar, karena hari-hari mereka lebih terstruktur dan bisa diperkirakan,” ujarnya lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement