Jumat 09 Jan 2015 13:26 WIB

Lezatnya Papeda Papua Berpadu Kuah Kuning

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Papeda dimakan dengan cara menggulungnya dengan sumpit lalu disantap bersama kuah kuning yang gurih.
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Papeda dimakan dengan cara menggulungnya dengan sumpit lalu disantap bersama kuah kuning yang gurih.

REPUBLIKA.CO.ID, Salah satu makanan paling populer di Papua adalah papeda. Di Jakarta untuk bisa mencicipi papeda hanya ada segelintir rumah makan yang menjual menu ini.

Kedai Nyonya Bintuni yang berlokasi di TIS Square, Jalan MT Haryono Kav. 8, Tebet, Jakarta 12810 adalah salah satu rumah makan Papua di Jakarta yang memiliki menu papeda.  Papeda merupakan makanan pengganti nasi yang terbuat dari sagu. Pohon sagu ditebang kemudian diambil sari patinya dan diolah menjadi tepung sagu.

Dalam berbagai literatur, sagu berkhasiat sebagai sumber karbohidrat pengganti beras. Sagu dikatakan bermanfaat untuk mengatasi pengerasan pada pembuluh darah, sakit pada ulu hati dan juga bisa mengatasi perut kembung. Serat didalamnya berperan sebagai prebiotik, menjaga mikroflora usus, karena itu bisa memperlancar BAB.

Selain itu, sagu juga meningkatkan kekebalan tubuh juga mengurangi risiko terjadinya kanker usus, kanker paru-paru dan obesitas.

Menurut Pemilik Kedai Nyonya Bintuni, Paul B Nio, papeda paling pas disantap dengan kuah kuning ala Papua. Papeda yang tanpa rasa bisa menjadi sangat nikmat jika dimakan bersama kuah kuning nan gurih ini. Kuah kuning sendiri ada tiga pilihan ikan yang bisa Anda nikmati, ada ikan gurame, ikan kakap juga ada ikan dori. Kuahnya rasanya nikmat sekali, gurih. Ikannya pun lembut dan tidak amis.

“Untuk mencampur papeda dengan kuah kuning, ambil papeda dengan cara menggulungnya dengan sumpit. Lalu letakkan di dalam mangkok, baru disiram dengan kuah kuning berikut ikannya,” tambah Paul, kepada ROL, Rabu lalu (7/1).

Selain papeda, masakan Papua yang dibuat dari sagu adalah bubur sagu. Bubur ini berupa sagu yang sudah ditambahkan gula aren, serta santan dan tumbukan kacang. Cara memakannya cukup dicampur. Bubur sagu rasanya lebih lembut dibanding papeda yang kenyal. Bubur ini rasanya tidak terlalu manis.

Makanan dari olahan sagu lainnya ada kue sagu, bentuknya mirip cireng rasanya pun begitu. Cireng ini disantap bersama bumbu rujak. Bentar-benar menggugah selera.

Bukan hanya papeda dan kuah kuning, masih banyak masakan khas Papua lainnya di sini. Misalnya acar kuning ala Papua, acar ini hampir sama dengan acar lainnya, ada timun dan wortelnya. Yang membedakannya acar Papua juga ditambahkan tumbukan kacang di atasnya.

Selain itu, adapula ubi bumbu rujak, yaitu daun ubi yang disajikan bersama bumbu rujak. Rasanya enak, bumbu rujaknya pun tak pedas.

Masakan Papua di Nyonya Bintuni ini banyak dipengaruhi oleh daerah lain salah satunya Manado. Misalnya ada pada menu bunga pepaya cakalang, ayam rabe atau ayam suir dan lainnya. Adapula sukun goreng yang dipadankan dengan sambal roa yang rasanya berbeda dengan sambal lainnya. Enak sekali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement