Rabu 24 Sep 2014 15:34 WIB

Alasan Ayah Harus Lebih Pintar dari Ibu

Pendidikan keluarga (ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Pendidikan keluarga (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Pendidikan ayah menjadi faktor terkuat dalam menentukan kesuksesan akademik anak. Penelitian terbaru di Inggris menunjukkan pendidikan ayah berperan menciptakan dorongan bagi anak untuk memutus siklus kemiskinan dan kurangnya pencapaian akademis.

Laporan yang dikeluarkan Office for National Statistics Inggris (ONS) mengklaim kalau anak tujuh setengah kali berkurang rasa ingin suksesnya di sekolah, jika ayah mereka gagal untuk mencapai prestasi akademiknya. Hal tersebut dibandingkan dengan anak-anak yang ayahnya berpendidikan tinggi.

Sedangkan pendidikan ibu ternyata tak berpengaruh sebesar level pendidikan ayah. Anak diperkirakan tiga kali memiliki kemungkinan untuk berpendidikan rendah bila ibu mereka juga rendah pendidikannya.

Penelitian ONS, seperti dikutip dari laman the Guardian, menunjukkan betapa pentingnya level pendidikan dalam kaitannya dengan upaya mengurangi kemiskinan di Inggris. Mereka yang rendah pendidikannya akan lima kali lebih mungkin untuk miskin, dibanding dengan yang berpendidikan tinggi.

Helend Bardnard, manajer kebijakan dan riset di Joseph Rowntree Foundation, mengatakan ada sedikit bukti kalau siklus kemiskinan dan pendidikan disebabkan oleh rendahnya keinginan keluarga miskin untuk maju. ''Tapi ada bukti kalau anak dan orang tua dari latar belakang kurang beruntung membentuk ekspektasi yang lebih rendah pula bagi anak mereka. Mereka seakan berhenti percaya kalau anak mereka bisa mencapai ambisi tinggi, atau mereka sebatas tidak tahu bagaimana mendorong anak untuk mencapai mimpi,'' kata Barnard.

Studi sebelumnya pernah mengobservasi hubungan antara level kesuksesan akademik orang tua dan anak. Tapi porsi pencapaian pendidikan ayah pada kesuksesan akademik anak baru diperhatikan benar pada penelitian terbaru ini.

Conor Ryan, direktur riset Sutton Trust, mengatakan penelitian memperlihatkan pentingnya pendidikan untuk memutus siklus kemiskinan antargenerasi dan memastikan pencapaian akademik yang rendah tidak tertular dari orang tua ke anak.

Temuan baru ini sebenarnya dipandang tidak mengejutkan. Secara khusus, di Inggris, temuan ini menunjukkan kalau tumbuh besar di keluarga yang miskin akan berdampak besar pada kehidupan anak nantinya dibanding negara lain di Eropa. Temuan ONS memang memperlihatkan, anak yang tinggal dalam keluarga yang orang tuanya penggangguran di usia 14 tahun, akan mengalami kemungkinan satu setengah kali besar sebagai dewasa yang miskin pula. Kemungkinan tersebut tercatat lebih tinggi di Inggris dari negara Eropa lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement