REPUBLIKA.CO.ID,
Di kelas Islam in Southeast Asia, The Land of Five Towers jadi bagian diskusi tentang pesantren. Sedangkan di kelas budaya dan masyarakat, novel karya Fuadi ini menggambarkan tensi antara kampung dan kota, Jawa dan luar Jawa.
''Buku ini membahas banyak hal dan mahasiswa suka sekali karena buku ini menyenangkan untuk dibaca. The students love it because it's a fun read,'' ungkap Jeff seperti ditirukan Fuadi.
Fuadi mengaku senang, novelnya menjadi bahan kuliah di universitas Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya.
“Sebagai seorang penulis, saya sangat bersyukur novel saya tidak hanya menjadi bacaan para pembaca novel, tapi juga jadi rujukan akademis di kampus ternama seperti UC Berkeley,'' ungkapnya penuh syukur.
Fuadi berharap, novel trilogi Negeri 5 Menara tersebut, bisa meluaskan wawasan orang Barat tentang pendidikan Islam di Tanah Air, ” kata Fuadi.
Sebelumnya, novel karya Fuadi ini sudah menjadi bahan bacaan juga di Sekolah Xin Min di Singapura dan Lote Secondary School di New South Wales, Australia. Selain itu sudah tidak terhitung sekolah di Indonesia yang menjadikannya sebagai bacaan wajib.
Setelah berbicara di Berkeley, Fuadi melanjutkan perjalanan ke Kairo untuk berbicara di depan mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Mesir.
Jadi bahan ajar untuk mengenal Indonesia
The Land of Five Towers, edisi berbahasa Inggris dari Negeri 5 Menara dijadikan sebagai bahan ajar di sekolah SMA di Australia yang bernama Lote Secondary School.
Fuadi yang diundang menjadi pembicara di Byron Bay Writers Festival tahun lalu sempat berdiskusi dengan guru dan murid SMA di Australia yang mempelajari novelnya. 'Guru dan muridnya antusias sekali, mereka minta waktu ketemu dan berfoto bersama,” kata Fuadi semringah.