REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Rumus sukses musisi K-pop memasuki pasar Amerika Serikat (AS) adalah mampu melepaskan citra 'K-pop' pada umumnya dan membuat ciri khas mereka sendiri. Selama ini ada stigma tertentu dari K-pop, yaitu musik yang satu genre. Ini membuat orang-orang melihat musik K-pop itu memiliki pola yang sama.

Psy bisa sukses karena dia menciptakan tarian kuda dilagu 'Gangnam Style.' 2NE1 bisa sukses karena mereka fokus pada kemampuan mereka merombak definisi girlband K-pop yang cantik, lembut, dan lucu. Mereka menciptakan konsep grup yang seksi, kemampuan rap yang tangguh, dan musik berbeda.

Tak banyak yang tahu bahwa secara kontemporer, sebuah lagu di AS bisa menjadi hits karena sering diputar di radio. Inti dari pasar AS terletak pada radio, dan cara agar sebuah lagu bisa sering kali diputar di radio adalah kekuatan dari lagu itu sendiri.

Dilansir dari Soompi, Sabtu (20/4), Wonder Girls mengambil tindakan yang salah untuk mengasosiasikan lagu dan musiknya di AS. Mereka berkolaborasi dengan Jonas Brothers difilm Nickelodion. Sebetulnya, tak ada yang salah dengan itu. Namun, mereka justru tak menjadikan musik dan lagunya universal, melainkan mematok penggemar dari kalangan berusia muda saja.

Teddy Riley berpikir bahwa Girls Generation akan berhasil lebih baik dibandingkan Wonder Girls. Namun, lagu-lagu Girls Generation nyaris nol persen diputar di radio AS. Lagu terbaru mereka, The Boys, faktanya menimbulkan kesan 'belum dewasa' untuk Girls Generation.

Lagu ini membuat mereka terlihat terlalu remaja dan belum siap untuk menjadi semacam identitas dalam musik.

JYJ juga dinilai belum siap masuk ke Amerika karena kemampuan berbahasa inggrisnya belum sempurna.

Musisi-musisi K-pop terlalu berfokus pada iklan dan tema-tema kostum mereka, Padahal, mereka seharusnya pergi langsung ke radio dan membeli semua waktu mengudara agar artis-artis mereka bisa memperkenalkan musik mereka dengan cara terbaik.

Ikuti Whatsapp Channel Republika