Kamis 21 Jun 2012 09:03 WIB

Inilah Perilaku Orangtua yang Bikin Anak Kecanduan Konten Porno

Rep: Prima Restri/ Red: Endah Hapsari
A campaign poster aims to increase public awareness on the impact of pornography to children. (illustration)
Foto: venturebeat.com
A campaign poster aims to increase public awareness on the impact of pornography to children. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, Bahaya pornografi terhadap anak-anak mungkin saja sudah dipahami banyak orang tua. Bahkan, adiksi terhadap konten pornografi ini memberi dampak lebih parah dari jenis adiksi lainnya, seperti narkoba atau rokok. “Kebanyakan dari kita tidak tahu ada adiksi baru yang melanda Indonesia. Saat ini kecanduan pornografi sudah melanda Indonesia,” tutur Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati, Elly Risman.

 

Namun, tahukah Anda bahwa perilaku orang tua ternyata juga mendorong adiksi pornografi terhadap anak?

Menurut Elly, kultur yang abai atau kultur pingsan (absentism) mendorong adiksi pornografi pada anak. “Orang tua saat ini banyak abai terhadap pola pengasuhan,” ujar Elly.

Kemajuan teknologi yang ada saat ini, selain memberi dampak positif, juga memberi dampak negatif. Orang tua terlalu berprasangka baik terhadap kemajuan teknologi. “Mereka tidak sadar akan dampak negatif kemajuan teknologi yang menyebarkan pornografi kepada anak dengan mudahnya,” tutur Elly.  

Penelitian yang dilakukan Yayasan Kita dan Buah Hati oleh konselor remaja periode Januari 2008 hingga Februari 2010 memaparkan fakta bahwa banyak anak sudah terpapar pornografi sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD). Dari responden berjumlah 2.818 anak kelas 4, 5, dan 6 SD, 67 persen sudah pernah mengakses situs porno. 

Elly menjelaskan, dari seluruh responden, fakta yang juga menyedihkan adalah 24 persen dari anak-anak itu merasa biasa saja melihat pornografi. “Jadi, bisa ditanyakan sejak usia berapa anak-anak itu mulai melihat pornografi,” tutur dia. 

Dia menjelaskan, responden paling banyak melihat pornografi karena iseng angkanya mencapai 21 persen. Kebanyakan mereka atau 48 persen melihat pornografi di rumah. Yang berasal dari komik sebanyak 24 persen dan 22 persen dari internet. “Anak-anak terkepung oleh pornografi. Ini sangat berbahaya,” tutur Elly. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement