REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggapan liburan ke Raja Ampat, Papua Barat, sangat mahal dan menguras kantong dibantah Bupati Raja Ampat Marcus Wanma. Menurut dia, anggapan berlibur ke Raja Ampat itu sebenarnya tidak mahal kalau masyarakat mau jeli melihat peluang.
Ia menyatakan, di waktu-waktu tertentu seseorang bisa mendapat tiket penerbangan Jakarta-Sorong dengan harga Rp 1,8 juta. Ketika sampai di Sorong, masyarakat bisa menyewa perahu penyeberangan dengan tarif Rp 100 ribu hingga Rp 120 ribu per orang. Adapun kalau menyewa speedboat harganya lebih mahal karena menggunakan mesin kecepatan tinggi yang boros bahan bakar.
"Anggapan itulah yang perlu diluruskan. Siapa bilang kalau mau berkunjung ke Raja Ampat mahal?," kata Marcus saat bertemu dengan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) Helmy Faishal Zainy di Jakarta, Rabu (23/5).
Dia mengakui, kalau musim liburan harga tiket bisa naik secara gila-gilaan. Namun hal itu bisa disiasati dengan jauh-jauh membuat perencanaan kalau ingin berkunjung ke surga lautan dunia. Marcus tidak asal ngecap. Ia merujuk pada catatan lembaga internasional yang menempatkan Raja Ampat sebagai kawasan wisata yang eksotik dengan keindahan alam yang luar biasa indahnya.
Sampai-sampai, kata dia, ada anggapan tiada tandingannya di dunia. Itu lantaran Raja Ampat menawarkan sensasi wisata laut yang masih asri dan pulau yang belum terjamah, serta gugusan karang yang membentuk topografi keindahan laut. "Wisatawan yang ke sini pasti langsung terpikat."
Marcus melanjutkan, "Biaya yang dikeluarkan wisatawan bakal terbayar dengan keindahan alam luar biasa bagusnya."
Menteri PDT Helmy Faishal Zaini mengimbau masyarakat untuk mengunjungi Raja Ampat. Dia tidak memungkiri ongkos ke sana lebih mahal daripada melancong ke negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, atau Vietnam. "Tapi kalau pergi ke Raja Ampat sama saja ikut memberdayakan ekonomi warga Papua. Saya jamin, keindahan alamnya jauh lebih bagus daripada tempat wisata negara tetangga," kata dia.
Karena itu, Helmy menilai tepat diselenggarakan Expo Kementerian PDT 2012 tentang daerah tertinggal di Raja Ampat pada 31 Mei-3 Juni mendatang. Dengan begitu, masyarakat Indonesia bisa lebih mengenal tujuan wisata dalam negeri. "Daripada duit dihabisin untuk negara lain, lebih baik berkunjung ke Raja Ampat untuk mendapat pengalaman tidak terlupakan," kata dia