REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Setelah menempuh perjalanan udara sekitar 16 jam dari Jakarta - Paris dan transit di Abu Dhabi, delegasi asal Indonesia yang akan mengikuti The International Fair of The Muslim World (14-20 Des. 2011) atas undangan Union Des Mussulmans de France (Perkumpulan Masyarakat Muslim Prancis) tiba di Perancis. Delegasi ini terdiri dari Indonesia Islamic Fashion Consortium (IIFC), pejabat dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, tokoh dan praktisi ekonomi syariah, dan desainer fesyen Muslim. Usai melewati pintu imigrasi dan mengurus bagasi, tanpa menunggu lama, rombongan langsung menuju, Mont Marte, kota seni dan budaya, yang berada di sebelah utara Paris.
Di tengah udara dingin, persiapan pemotretan segera dilalukan. Busana berkonsep street wear milik Hannie Hananto, Jeny Tjahyawati, Merry Pramono, Anne Rufaidah, Najua Yanti, dan Monika Jufry, diperagakan dengan apik oleh Inneke Koesherawati dan Dika Restiyani. Busana para perancang tersebut menjadi perhatian, bahkan busana bertema BaliMonoJuku milik Jenny Tjahyawati langsung ditawar untuk dibeli ditempat.
Hal yang sama terjadi di pemotretan kedua di Jembatan Pont Alexander III, dimana karya adibusana milik Boyonz Ilyas dan Malik Moestaram juga menjadi objek foto bersama para pengunjung jembatan bernuansa art décor yang terkenal itu.
Atase Perdagangan Kedutaan Republik Indonesia di Perancis, Oke Nurwan yang mendampingi kegiatan pemotretan menyatakan, banyak warga berkomentar dalam bahasa Perancis yang mengekspresikan kekaguman dan pengakuan bahwa fesyen muslim Indonesia berbeda dari yang biasanya mereka lihat. KBRI Perancis merasa optimis bahwa cita-cita Indonesia menjadi kiblat fesyen muslim dunia 2020 akan terwujud.
Sementara itu Direktur Eksekutif IIFC, Eka Shanty menjelaskan bahwa kegiatan pemotretan tersebut merupakan rangkaian untuk mempromosikan Indonesia sebelum tampil di ajang International Fair of The Muslim World 2011. “Setelah kami bertemu dengan panitia International Fair of the Muslim World di Paris, telah dikonfirmasikan bahwa ajang fesyen show busana muslim ini bukan hanya sejarah pertama bagi fesyen muslim Indonesia hadir di kota mode Paris, namun juga momentum bersejarah bagi perkembangan fesyen muslim sedunia. Ini harus kita syukuri bersama,” tambahnya.