Senin 03 Oct 2011 18:09 WIB

Jacko Meninggal Karena Keracunan Propofol Akut?

Rep: Ditto Pappilanda / Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,LOS ANGELES -- Persidangan kasus pembunuhan The King of Pop, Micheal Jackson memasuki pekan kedua di Pengadilan Negeri Los Angeles dengan dokter pribadi MJ yang duduk sebagai tersangka, Dr. Conrad Murray. Sejumlah saksi, termasuk beberapa kekasih Murray dan tim medis 911 yang membawa MJ ke rumah sakit, dihadirkan dalam ruang sidang, Senin (3/10) kemarin.

Anding Sade, dikutip CNN, merupakan satu dari empat kekasih Murray yang dihadirkan ke ruang sidang. Dalam kesaksiannya, Anding memberitahukan bahwa dirinya menerima telepon dari Murray, pada 25 Juni 2009 siang. Dari catatan telepon yang diperoleh dari perusahaan telekomunikasi, telepon yang diterima Anding masuk pada pukul 11.57, tepat saat MJ ditemukan Murray dalam keadaan sekarat di kamar tidurnya.

Saat itu, Murray tiba-tiba berhenti berbicara dengan Anding di telepon. "Saya tidak mendengar dia berbicara lagi di telepon. Saya mendengar keributan seolah telepon genggamnya diletakan di saku dan aku mendengar suara batuk dan suara bergumam," kata Anding. Selama lima menit, sambung tetap tersambung sekalipun Anding yang terus memanggil Murray tidak mendapat jawaban.

Catatan telepon ini menjadi kunci bagi jaksa penuntut umum mengurut waktu kematian MJ. Setelah Anding, ibu dari anak bungsu Murray, Nicole Alvarez, melanjutkan kesaksian karean menerima telepon dari Murray 30 menit sebelum mantan suaminya itu menyadari situasi darurat yang dialami MJ. Kepada anggota Juri, alvarez menyatakan tidak tahu banyak tentang kegiatan Murray. Sekalipun begitu, Murray menghubungi Alvarez saat dirinya berada di dalam ambulans yang membawa MJ ke rumah sakit.

Ahli jantung yang bertugas di unit gawat darurat, Dr. Thao Nguyen juga masuk dalam urutan saksi. Saat dirinya akan menangani MJ, Murray memohon kepada Nguyen agar sekuat tenaga mengembalikan jantung MJ berdenyut. Murray terlihat 'hancur' saat alat pompa jantung tim medik tidak mampu untuk membuat jantung MJ kembali bekerja.

Upaya tim UGD sejak awal tampak mustahil karena secara klinis MJ menunjukan tanda-tanda kematian karena tidak memiliki denyut nadi, seperti yang dikatakan oleh Dr. Richelle Cooper, dokter yang mengumumkan kematian MJ kepada publik. Tanda-tanda gagal jantung telah ditunjukan MJ sejak dirinya dibawa dari rumahnya oleh ambulans.

Dalam tuntutannya, jaksa menyalahkan Murray karena sebagai dokter pribadi MJ -- yang dibayar untuk menyiapkan kesehatan jelang konser kembalinya MJ -- bertanggung jawab atas kematian kliennya atas pemberian obat penghilang rasa sakit, propofol. Obat ini diberikan dalam upaya membantu MJ bisa tertidur lelap. Pihak koroner rumah sakit menyatakan MJ meninggal disebabkan oleh keracunan propofol akut.

Murray semakin tampak bersalah berdasarkan kesaksian tim medis ambulans, Richard Sennef, yang merespon panggilan 911 dari rumah MJ. Saat tiba di kamar MJ, Richard menyatakan bahwa dirinya menyaksikan tubuh MJ terbujur lemas dan tampak mati. Saat itu, Murray hanya memberitahu media bahwa dirinya hanya memberikan lorazepam yang akan membantu MJ tertidur, tanpa sedikitpun menyebutkan soal propofol.

Jika terbukti bersalah telah melakukan pembunuhan yang disengaja, Murray akan menghabiskan empat tahun di sebuah penjara di California, setelah pengadilan mencabut ijin praktik dokternya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement