REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelelahan ekstrem yang melanda saat periode menstruasi sering kali dianggap sepele. Rasa lelah yang datang seolah energi terkuras habis, bukanlah sekadar malas-malasan, melainkan fenomena yang didukung data.
Sebuah studi dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology mencatat sebanyak 71 persen wanita melaporkan merasakan kelelahan saat menstruasi. Jika dipikir-pikir, rasa lelah ini memang tidak mengejutkan karena tubuh sedang bekerja sangat keras.
"Energi yang dibutuhkan untuk menstruasi, kontraksi rahim dan peluruhan lapisan rahim, dapat berkontribusi pada kelelahan," kata dokter obgyn dan pakar kesehatan wanita, dr Kelly Culwell, dikutip dari laman Women's Health pada Selasa (18/11/2025).
Selain proses biologis yang berat itu, perubahan hormon dan berbagai gejala penyerta seperti kram, sakit kepala, hingga gangguan tidur tentu saja semakin menambah daftar penyebab kelelahan yang kita rasakan. Salah satu penyebab utama kelelahan ini adalah fluktuasi hormon yang terjadi secara normal dalam siklus bulanan.
Dia mengatakan penurunan signifikan pada hormon estrogen dan progesteron yang terjadi tepat sebelum menstruasi datang dapat memicu penurunan drastis pada tingkat energi dan sering kali juga menyebabkan suasana hati yang tertekan. Kelelahan dengan demikian menjadi salah satu gejala utama dari periode itu sendiri.
Untuk mengatasinya, para dokter menyarankan agar kita melakukan upaya yang mendukung kesehatan hormonal, termasuk tidur malam yang berkualitas, mengonsumsi makanan yang sehat dan bervariasi, serta tetap aktif. Menurut dr Culwell, menjadi aktif saat lelah adalah tantangan, karena seperti lingkaran setan di mana kita kurang aktif sehingga semakin lelah, namun kita tidak termotivasi untuk aktif karena sudah lelah. Namun, ia meyakinkan bahwa kita tidak perlu memaksakan diri melakukan latihan HIIT selama 60 menit. Cukup dengan berjalan santai di luar ruangan sudah dapat membantu memecahkan lingkaran tersebut.
Faktor lain yang sangat krusial adalah kehilangan darah. Bagi mereka yang secara konsisten mengalami pendarahan hebat, suatu kondisi yang disebut menorrhagia, risiko kelelahan dan energi rendah menjadi lebih besar. Dokter obgyn, dr Kristin Markell, mengatakan pendarahan berat menyebabkan tubuh kehilangan lebih banyak zat besi.