Rabu 22 Oct 2025 23:51 WIB

Awas Kulit Rusak! Suhu Ekstrem 35 Derajat Celsius Ancam Penuaan Dini dan Kanker Kulit

Menurut dokter, lonjakan suhu ekstrem dapat memengaruhi kesehatan kulit.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Kulit terkena suhu panas (ilustrasi). Suhu ekstrem disertai paparan terik sinar matahari dapat menjadi ancaman bagi kesehatan, khususya kesehatan kulit sebagai bagian tubuh yang secara langsung terpapar sinar matahari.
Foto: www.freepik.com
Kulit terkena suhu panas (ilustrasi). Suhu ekstrem disertai paparan terik sinar matahari dapat menjadi ancaman bagi kesehatan, khususya kesehatan kulit sebagai bagian tubuh yang secara langsung terpapar sinar matahari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lonjakan suhu ekstrem kembali melanda sebagian wilayah di Indonesia yang mencapai 35 derajat Celsius. Suhu ekstrem disertai paparan terik sinar matahari tersebut dapat menjadi ancaman bagi kesehatan, khususya kesehatan kulit sebagai bagian tubuh yang secara langsung terpapar sinar matahari.

Dokter spesialis kulit dan kelamin dr Irmadita Citrashanty mengatakan lonjakan suhu ekstrem dapat memengaruhi kesehatan kulit. Menurutnya dalam jangka pendek, paparan sinar matahari ekstrem dapat menyebabkan kulit mengering akibat dehidrasi. Selain itu, keringat berlebih dapat menyebabkan masalah kulit yang sering disebut keringat buntet atau miliaria.

Baca Juga

"Sedangkan pada jangka panjang, dampaknya bisa memicu penuaan dini. Ditandai dengan munculnya flek hitam, kerutan halus, sunburn atau kulit yang terbakar. Dan yang tidak kalah berbahaya yaitu munculnya risiko kanker kulit," kata dr Irmadita dalam keterangan tertulis, dikutip pada Kamis (23/10/2025).

Dokter Irmadita menekankan berbagai efek tersebut memanglah sulit dihindari, terlebih Indonesia merupakan negara tropis dengan sinar matahari yang banyak. Namun terdapat beberapa langkah untuk dapat mengurangi efek negatif sengatan sinar matahari ekstrem khususnya pada kulit.

Antara lain hindari paparan sinar matahari ekstrem di jam tertentu dengan UV indeks tinggi, kenakan tabir surya yang memiliki SPF 50 dan pakai kembali setiap 2-3 jam sekali. Apabila berada di luar ruangan, disarankan memakai baju lengan panjang, topi, ataupun payung.

"Pastikan untuk selalu minum air putih, hidrasi itu sangat penting untuk menjaga tubuh tetap stabil," kata dia.

Sementara itu, jika terkena sengatan sinar matahari ekstrem, dr Irmadita menyarankan untuk memakai kipas angin menurunkan suhu tubuh, serta kompress badan atau wajah dengan air dingin. Pemakaian masker wajah dengan kandungan Aloe vera juga dapat membantu menenangkan kulit yang terpapar sinar matahari.

"Suhu ekstrem memang fenomena alam akibat perubahan iklim yang terjadi di lingkungan. Dengan posisi kulit sebagai organ tubuh terluar dan terbesar maka risiko kerusakan akibat paparan sinar matahari memang lebih besar. Karena itu perlu pemahaman untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari dan merawat kulit agar tetap sehat," ujar dr Irmadita.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Ameera Network (@ameeranetwork)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement