REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Apa yang kita makan sangat penting, bukan hanya untuk mencapai target pengelolaan berat badan, tetapi juga untuk kesejahteraan secara keseluruhan. Namun, apa yang kita minum juga memainkan peran signifikan, terutama dalam konteks kesehatan otak.
Beberapa jenis minuman yang tampaknya tidak berbahaya disebut justru dapat mempercepat penuaan pikiran, berkontribusi pada penurunan daya ingat, memperlambat proses berpikir, dan bahkan berhubungan dengan isu kesehatan serius seperti stroke dan demensia. Kendati demikian, tidak perlu khawatir berlebihan; mengonsumsi soda sesekali tidak akan menyebabkan penurunan fungsi otak.
"Saya tidak pernah memberi tahu klien bahwa makanan atau minuman sepenuhnya terlarang. Yang penting adalah pola minuman yang Anda konsumsi dari waktu ke waktu," ujar ahli gizi dan penulis buku bestseller The One One One Diet, Rania Batayneh, dikutip dari laman Eat This Not That pada Rabu (1/10/2025).
Menurutnya, satu kaleng soda atau satu latte bukan masalahnya, tetapi asupan yang berlebihan, terutama jika dikombinasikan dengan diet yang sangat terproses, dapat mempercepat penuaan otak. Bagi sebagian orang, membatasi asupan justru dapat membantu melindungi otak, dan dalam kasus ini, batasan tersebut benar-benar membuat perbedaan.
Batayneh menggarisbawahi lima jenis minuman yang bila dikonsumsi berlebihan, dapat mempercepat penuaan otak. Berikut penjelasannya:
1. Soda manis
Meskipun soda dingin terasa menyegarkan, mengonsumsi dua kaleng soda sepekan dapat memengaruhi kesehatan jantung, terlepas dari rutinitas olahraga, sesuai temuan studi tahun 2024. Selain itu, Batayneh menjelaskan dampak jangka panjangnya pada otak.
“Seiring waktu, asupan soda secara teratur menciptakan lonjakan berulang dalam gula darah dan insulin, yang memicu peradangan. Penelitian bahkan mengaitkan soda dengan volume otak yang lebih kecil dan memori yang lebih lemah. Jika seseorang juga mengonsumsi makanan yang tinggi kandungan olahannya, dampaknya pada kesehatan otak menjadi semakin kuat," kata dia menjelaskan.
2. Minuman energi
Minuman energi kerap menjadi pilihan cepat untuk meningkatkan stamina, namun otak dapat menjadi pihak yang menanggung kerugiannya. “Orang sering menggunakan minuman energi sebagai sumber utama kafein dan terkadang bahkan mengganti sarapan dengannya, yang berarti mereka membanjiri sistem mereka dengan stimulan tetapi tidak memberi otak bahan bakar stabil yang seharusnya didapatkan dari makanan seimbang,” kata Batayneh.
Hasilnya, kata dia, adalah kontrol gula darah yang buruk, kurangnya energi yang berkelanjutan, dan penurunan besar di kemudian hari. Seiring waktu, pola ini memberikan tekanan konstan pada sistem saraf dan membuat otak lebih rentan terhadap penurunan fungsi.
3. Asupan alkohol berlebihan
Minum alkohol secara berlebihan telah didefinisikan secara klinis (empat atau lebih gelas sehari/delapan atau lebih sepekan untuk wanita; lima atau lebih gelas sehari/15 atau lebih sepekan untuk pria). Konsumsi berat ini berdampak langsung pada struktur otak.
“Minum berlebihan mengecilkan volume otak, terutama di hipokampus, yang sangat penting untuk memori dan pembelajaran. Alkohol juga mengganggu penyerapan vitamin yang melindungi kesehatan kognitif. Seiring waktu, minum berat meningkatkan risiko kehilangan memori dan penurunan kognitif lebih awal,” kata dia.
4. Soda diet
Banyak orang beralih ke soda diet dengan anggapan bahwa ini adalah pilihan yang lebih sehat, namun Batayneh membantah anggapan tersebut. “Soda diet menghindari gula tetapi datang dengan kekhawatiran tersendiri,” katanya.
Dia menjelaskan, pemanis buatan dapat mengganggu bakteri usus dan regulasi gula darah, yang keduanya terikat erat dengan kesehatan otak. “Studi menunjukkan bahwa minum soda diet secara teratur dikaitkan dengan risiko stroke dan demensia yang lebih tinggi. Jika sisa diet juga sangat terproses, risikonya akan bertambah,” ujarnya.
5. Minuman kopi manis
Bagi pencinta kopi yang menyukai minuman musiman manis, perlu diwaspadai. “Kopi itu sendiri mengandung antioksidan yang mendukung kesehatan otak, tetapi minuman kopi manis menghilangkan manfaat tersebut,” ujar Batayneh.
Sirup, krim kocok, dan perasa mengubah kopi menjadi makanan penutup. “Seiring waktu, minum ini setiap hari menyebabkan lonjakan gula darah dan peradangan yang mengurangi fokus, memori, dan energi,” ujarnya.
Batayneh menyimpulkan bahwa moderasi adalah kunci dan kebiasaan sehat sehari-hari sangat penting. “Bukan satu minuman yang menentukan atau merusak kesehatan otak, melainkan polanya dari waktu ke waktu,” kata Batayneh.
“Lebih sering memilih air putih, air berkarbonasi, teh tanpa pemanis, atau kopi biasa memberikan dukungan yang dibutuhkan otak agar tetap tajam dan tangguh,” ujarnya lagi.
View this post on Instagram