Selasa 30 Sep 2025 20:20 WIB

Pembesaran Prostat pada Pria Dapat Dicegah dengan Cara Ini

Sebanyak 80 persen lansia mengalami gejala pembesaran prostat.

Tidak ada gaya hidup yang spesifik memengaruhi pembesaran prostat.
Foto: www.freepik.com.
Tidak ada gaya hidup yang spesifik memengaruhi pembesaran prostat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembesaran prostat pada pria bisa diantisipasi dengan perubahan gaya hidup. Seperti misalnya mengurangi makanan atau minuman yang menyebabkan peradangan atau inflamasi.

“Gaya hidup itu antara lain misalnya semua yang menyebabkan terjadinya inflamasi, peradangan. Salah satunya adalah minum alkohol, semua makanan yang bisa menyebabkan peradangan, daging yang berprotein tinggi itu juga bisa karena sifatnya asam, itu salah satunya,” kata dokter spesialis urologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Prof dr Chaidir Arif Mochtar, SpU (K), PhD, dalam acara diskusi kesehatan Rezum Water Vapor Therapy untuk pembesaran prostat di Jakarta, Selasa (30/9/2025).

Baca Juga

Ia mengatakan tidak ada gaya hidup yang spesifik memengaruhi pembesaran prostat. Juga belum ada kebiasaan sehari-hari yang secara khusus memicu penyakit yang umum dialami pria usia lanjut di atas 60 tahun.

Secara umum, faktor risiko pembesaran prostat antara lain faktor genetik, usia, sindroma metabolik, obesitas, dan hipertensi.

Chaidir mengatakan peradangan atau inflamasi bisa menyebabkan imun melemah dan memicu bakteri atau virus yang masuk ke dalam prostat. Hal ini bisa memperberat gejala pembesaran prostat yang mungkin sudah ada namun tidak dirasakan pasien.

Adapun gejala pembesaran prostat di antaranya sering buang air kecil, pancaran urine melemah, serta perasaan tidak tuntas setelah berkemih yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Selain itu, Chaidir mengatakan stres terhadap pekerjaan selain berpengaruh pada otak juga ternyata bisa berpengaruh pada prostat.

“Jadi mungkin prostatnya tidak apa-apa, tapi kemudian karena meradang ya akhirnya menyebabkan efek-efek yang tidak diinginkan,” kata Chaidir.

Ia mengatakan 80 persen lansia mengalami gejala pembesaran prostat. Karena itu diperlukan perilaku hidup sehat dan melakukan cek kesehatan rutin paling tidak setahun sekali di usia 50 tahun.

Ia menyarankan untuk mengikuti saran Kementerian Kesehatan tentang C.E.R.D.I.K yakni Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, rajin aktifitas fisik, diet seimbang, istirahat yang cukup dan kelola stres. “Karena yang paling penting sebenarnya keluhan pasien. Itu sebenarnya penyakit bukan mematikan, tapi mengganggu kualitas hidup,” katanya.

Chaidir mengatakan jika pasien pembesaran prostat yang sudah mengonsumsi obat untuk meringankan gejala maka tetap diteruskan selama masih memberikan manfaat. Namun jika pengobatan sudah tidak memberikan efek meringankan maka ada pilihan terapi Rezum Water Vapor yang minimal invasif untuk pembesaran prostat jinak dan memberikan harapan kualitas hidup pasien yang lebih tinggi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement