Rabu 03 Sep 2025 18:49 WIB

Dokter Tekankan Deteksi Dini Kanker Paru Selamatkan Nyawa

Kanker paru yang terdeteksi sejak dini memberikan peluang kesembuhan.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Kanker paru (ilustrasi). Kanker paru yang terdeteksi sejak dini, sebelum menyebar, memberikan peluang kesembuhan yang jauh lebih baik.
Foto: Republika
Kanker paru (ilustrasi). Kanker paru yang terdeteksi sejak dini, sebelum menyebar, memberikan peluang kesembuhan yang jauh lebih baik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingginya kasus kanker paru di Indonesia yang sering kali baru terdeteksi saat stadium lanjut menjadi perhatian serius. Hal ini diperparah dengan gejala awal yang kerap kali tidak spesifik, seperti batuk atau kelelahan, sehingga sering diabaikan atau disalahartikan sebagai penyakit lain.

Konsultan Onkologi Senior dari OncoCare Singapura, dr Akhil Chopra menekankan pentingnya deteksi dini untuk mencegah kanker paru yang kerap terdiagnosis ketika sudah berada di stadium lanjut. "Kanker paru yang terdeteksi sejak dini, sebelum menyebar, memberikan peluang kesembuhan yang jauh lebih baik," kata dr Chopra beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Ia mengatakan, deteksi dini sangat penting dilakukan terutama bagi kelompok berisiko tinggi seperti perokok dan mereka yang terpapar polusi udara. Dr Chopra mengungkapkan, batuk yang tak kunjung sembuh kerap dianggap sepele, padahal gejala tersebut bisa menjadi tanda awal kanker paru.

Menurut data Global Burden of Cancer Study (Globocan) 2022 dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker paru merupakan kanker ketiga terbanyak di Indonesia sekaligus penyebab utama kematian akibat kanker pada pria.

Berdasarkan Roche Asia Pacific Lung Cancer Case Study di tahun 2023, sekitar 70 persen kasus kanker paru di Tanah Air ditemukan pada stadium lanjut. “Tidak semua batuk itu ringan. Bila batuk berlangsung lama, terutama pada mereka yang memiliki riwayat merokok atau terpapar polusi, perlu dilakukan pemeriksaan,” ujarnya.

Dia mengatakan kemajuan teknologi kini memungkinkan pengobatan lebih presisi. Tes biomarker genetik dapat mengidentifikasi mutasi tertentu sehingga pasien bisa mendapatkan terapi tertarget atau imunoterapi yang lebih efektif dan minim efek samping dibandingkan kemoterapi konvensional.

Ia menyebut, salah satu pasien asal Indonesia yang ditangani OncoCare berhasil memulai terapi dalam waktu singkat setelah kanker paru stadium awal terdeteksi. Berkat obat tertarget, pasien tidak perlu menjalani kemoterapi dan dapat kembali beraktivitas normal tak lama setelah pengobatan.

Lebih lanjut ia menegaskan, deteksi dini menjadi kunci karena kanker paru stadium awal lebih mudah diobati dengan efek samping lebih ringan. Selain itu, pengobatan modern juga memungkinkan pasien tetap menjaga kualitas hidup.

OncoCare melalui tim multidisiplin serta akses ke terapi modern menegaskan komitmennya untuk mendukung pasien Indonesia, termasuk dengan layanan berbahasa Indonesia dan dukungan pasien internasional. “Jika batuk berkepanjangan tidak kunjung reda, jangan abaikan. Pemeriksaan tepat waktu bisa menyelamatkan nyawa,” ujar dr Chopra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement