Jumat 11 Jul 2025 14:17 WIB

Tak Sepenuhnya Aman, Kenali Risiko Perawatan IPL Hingga Botoks

Sejumlah prosedur kecantikan ini ternyata memiliki potensi risiko terhadap kesehatan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Wanita melakukan prosedur botoks (ilustrasi).
Foto: Dok. Freepik
Wanita melakukan prosedur botoks (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perawatan kulit dengan teknologi canggih seperti Intense Pulsed Light (IPL), laser, hingga injeksi seperti botoks dan filler makin digemari karena menjanjikan hasil cepat dan tampilan awet muda. Namun, di balik popularitasnya, sejumlah prosedur kecantikan ini ternyata memiliki potensi risiko terhadap kesehatan, termasuk kemungkinan meningkatkan risiko kanker.

Dokter spesialis onkologi medis, dr Iti Parikh, menjelaskan bagaimana berbagai prosedur perawatan kulit ini sebenarnya dapat memengaruhi sel-sel kulit, terutama jika dilakukan secara tidak tepat atau berlebihan. Menurut dr Parikh, perawatan kulit seperti IPL, laser resurfacing, dan chemical peel menggunakan teknologi yang menembus lapisan kulit untuk memperbaiki tampilan wajah. Namun, masalah timbul ketika prosedur ini dilakukan secara tidak terkontrol atau oleh tenaga yang tidak kompeten.

Baca Juga

"Perawatan kulit modern seperti terapi cahaya terkontrol (IPL) dan prosedur laser memang tersedia secara medis. Tapi, masalah terjadi jika prosedur ini dilakukan secara berlebihan atau oleh orang yang tidak terlatih," kata dr Pariksh seperti dilansir laman Hindustan Times, Jumat (11/7/2025).

Ia mengatakan radiasi cahaya atau penggunaan bahan kimia tertentu, seperti phenol yang biasa digunakan pada chemical peel dalam tingkat yang dalam, dapat menimbulkan kekhawatiran. Dalam studi pada hewan, phenol dikaitkan dengan potensi sifat karsinogenik.

Selain itu, dr Parikh menyoroti bahaya dari sinar UVA dan UVB yang digunakan dalam beberapa terapi kulit atau mesin tanning. Kedua jenis sinar tersebut adalah karsinogen (zat pemicu kanker) yang diketahui dapat merusak DNA sel kulit dan meningkatkan risiko kanker kulit seperti karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, bahkan melanoma, jenis kanker kulit yang paling berbahaya.

Selanjutnya, perawatan botoks dan filler umumnya dianggap aman jika dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih. Namun dr Parikh menilai, prosedur ini tetap berisiko bagi kesehatan kulit.

"Botoks dan dermal filler aman jika diberikan oleh praktisi yang kompeten dan terlatih. Namun, ada kekhawatiran terkait reaksi inflamasi kronis atau reaksi imun yang, dalam kasus ekstrem, dapat menciptakan lingkungan biologis yang mendukung pertumbuhan sel abnormal," ujar dr Parikh.

la juga mengingatkan bahwa prosedur seperti microneedling, laser, dan chemical peel yang dilakukan berulang kali bisa menyebabkan trauma kronis pada kulit, yang berisiko memicu peradangan jangka panjang. Dalam literatur ilmiah, peradangan kronis telah dikaitkan dengan perkembangan berbagai jenis kanker.

"Selalu pastikan berkonsultasi dengan dokter kulit terpercaya, jangan ulangi treatment sesuka hati, dan lindungi kulit dari paparan matahari setelah treatment untuk mencegah risiko," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement