Sabtu 31 May 2025 13:30 WIB

IDAI: Gaya Hidup Buruk Lebih Dominan Picu Diabetes Anak daripada Faktor Genetik

Ketua IDAI tekankan pentingnya aktivitas fisik dan pola makan sehat.

Diabetes (ilustrasi). Faktor gaya hidup yang menjadi kebiasaan orang tua lebih dominan dalam memicu diabetes tipe 2 pada anak dibandingkan faktor genetik.
Foto: republika
Diabetes (ilustrasi). Faktor gaya hidup yang menjadi kebiasaan orang tua lebih dominan dalam memicu diabetes tipe 2 pada anak dibandingkan faktor genetik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR Piprim Basarah Yanuarso, menegaskan bahwa faktor gaya hidup yang menjadi kebiasaan orang tua lebih dominan dalam memicu diabetes tipe 2 pada anak dibandingkan faktor genetik. Sehingga, pola gaya hidup jauh lebih penting dikendalikan.

“Jadi, kadang-kadang kita suka menyalahkan faktor genetik, padahal yang lebih berbahaya itu justru kebiasaan malas olahraga, sering ngemil, dan pola makan yang sama seperti orang tua,” ujar Piprim kepada wartawan, Sabtu (31/5/2025).

Baca Juga

Piprim menekankan bahwa pola gaya hidup jauh lebih penting untuk dikendalikan. Anak cenderung mengikuti aktivitas fisik dan konsumsi makanan yang menjadi kebiasaan orang tua.

Meski orang tua memiliki riwayat diabetes, anak dapat terhindar dari penyakit tersebut apabila diterapkan pola hidup sehat dalam keluarga. Hal ini meliputi tidur cukup, olahraga teratur dengan intensitas yang memadai, puasa intermittent, dan pola makan bergizi tinggi dengan asupan protein hewani yang cukup serta pembatasan gula dan karbohidrat cepat serap.

“Anak harus dibiarkan aktif bergerak dalam rutinitas harian, jangan dibatasi oleh gadget yang justru membuat malas bergerak,” tutur Piprim.

Ia menambahkan, aktivitas fisik juga menjadi cara efektif untuk meredakan stres pada anak dan mencegah timbulnya berbagai penyakit di kemudian hari.

“Karena stres kronik dan kebiasaan overthinking itu juga bisa memicu banyak penyakit. Dengan berolahraga yang cukup, stres psikis akan berkurang,” katanya.

Piprim juga memaparkan, prevalensi diabetes tipe 1 pada anak di Indonesia masih mendominasi dengan angka hampir 90 persen. Namun, gaya hidup serba manis dan minim gerak pada anak-anak dapat menyebabkan diabetes tipe 2 mendekati angka tersebut.

“Diabetes tipe 1 ini penyakit autoimun di mana pankreas tak mampu memproduksi insulin. Gejalanya biasanya anak kurus sejak kecil. Sedangkan diabetes tipe 2 disebabkan gangguan produksi insulin akibat pola hidup yang buruk,” jelas Piprim.

Ia menyebutkan, gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 serupa, yakni anak mudah lapar meski sudah makan banyak, sering minum, sering buang air kecil, dan berat badan yang menyusut.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement