Rabu 21 May 2025 10:02 WIB

Konser Lady Gaga Barengan Covid-19 Naik Lagi di Asia, Kemenkes Beri Imbauan

Kemenkes memberi imbauan kepada masyarakat yang akan menonton konser Lady Gaga.

Lady Gaga. Lady Gaga menggelar konser di Singapura pada 18, 19, 21, dan 24 Mei 2025. Di Singapura sendiri, Covid-19 dikabarkan sedang merebak kembali.
Foto: EPA-EFE/Justin Lane
Lady Gaga. Lady Gaga menggelar konser di Singapura pada 18, 19, 21, dan 24 Mei 2025. Di Singapura sendiri, Covid-19 dikabarkan sedang merebak kembali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelaran konser megah artis dunia sekelas Lady Gaga pada 18, 19, 21, dan 24 Mei 2025 tampaknya tak hanya menyita perhatian para penggemar musik, namun juga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Pasalnya, di tengah euforia konser tersebut, Covid-19 kembali merebak di bebeberapa negara Asia seperti Singapura, Thailand, dan Hong Kong.

Peningkatan kasus ini menjadi sorotan mengingat tingginya mobilitas masyarakat, termasuk dari Indonesia, yang diperkirakan akan menghadiri konser Lady Gaga. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes RI, Aji Muhawarman, menjelaskan bahwa berdasarkan pemantauan hingga pekan ke-19 tahun 2025, kondisi penyebaran virus di Indonesia masih terkendali dan berada dalam batas aman. “Di tengah dinamika global, kami ingin menyampaikan bahwa kondisi di Indonesia tetap aman. Surveilans penyakit menular, termasuk Covid-19, terus kami perkuat, baik melalui sistem sentinel maupun pemantauan di pintu masuk negara,” ujar Aji dikutip dari situs Kementerian Kesehatan pada Rabu (21/5/2025).

Baca Juga

Pernyataan ini bertujuan untuk meredam kekhawatiran publik sekaligus menegaskan kesiapsiagaan pemerintah dalam menghadapi potensi gelombang baru. Di Singapura, misalnya, lonjakan kasus memang tercatat, namun Kemenkes mengidentifikasi bahwa pola peningkatan ini masih berada dalam siklus musiman yang lazim terjadi setiap tahun.

Varian yang bersirkulasi di sana juga merupakan turunan dari JN.1, yang dinilai tidak menyebabkan peningkatan keparahan kasus yang signifikan. Situasi serupa juga diamati di Thailand dan Hong Kong, di mana peningkatan kasus tidak serta-merta diiringi dengan peningkatan kasus berat atau kematian.

Meskipun demikian, Kemenkes RI tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian. Aji menegaskan bahwa pemerintah belum memberlakukan pengetatan akses keluar-masuk negara. Artinya, masyarakat masih dapat bepergian ke luar negeri. Namun, pengawasan dan pemantauan di pintu masuk internasional tetap ditingkatkan secara masif melalui penggunaan sistem SatuSehat Health Pass (SSHP).

Sistem ini diharapkan dapat menjadi benteng pertahanan pertama untuk mendeteksi potensi kasus impor dan mencegah penyebaran lebih lanjut di dalam negeri.

Pemerintah juga tidak mengeluarkan larangan perjalanan ke luar negeri.

Kendati demikian, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama jika memiliki rencana perjalanan ke negara-negara yang sedang mengalami lonjakan kasus. “Kami mendorong masyarakat untuk mengikuti perkembangan situasi di negara tujuan, mematuhi protokol kesehatan yang berlaku di sana, dan menunda perjalanan apabila tidak mendesak atau dalam kondisi kurang sehat,” kata Aji.

Imbauan ini sangat relevan bagi para penggemar Lady Gaga yang mungkin berencana terbang ke luar negeri untuk menyaksikan idolanya, agar tetap mengutamakan kesehatan dan keselamatan.

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan dasar yang telah terbukti efektif dalam memutus rantai penularan virus. Hal-hal sederhana namun krusial seperti mencuci tangan secara rutin dengan sabun, menggunakan masker terutama saat batuk atau pilek, serta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala yang mengarah pada infeksi saluran napas atau flu, harus tetap menjadi kebiasaan sehari-hari.

Tidak hanya itu, vaksinasi booster Covid-19 juga terus direkomendasikan dan ditekankan kembali oleh Kemenkes. Program vaksinasi ini menjadi garda terdepan dalam meningkatkan kekebalan individu dan kelompok.

Imbauan ini secara khusus ditujukan bagi mereka yang belum mendapatkan dosis booster atau termasuk dalam kelompok rentan, seperti lansia dan penderita komorbid (penyakit penyerta), yang memiliki risiko lebih tinggi jika terpapar virus. Dengan cakupan vaksinasi yang memadai, diharapkan kekebalan komunitas dapat terbentuk, sehingga penyebaran virus dapat lebih terkendali.

Sebagai penutup, Aji kembali menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu panik dengan situasi yang ada. “Masyarakat tidak perlu panik, namun kewaspadaan tetap penting. Kami pastikan langkah-langkah deteksi dini, pelaporan, dan kesiapsiagaan terus kami jalankan untuk menjaga situasi nasional tetap aman,” ujar Aji.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement