REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --
Sebagian dari kita mungkin memiliki pakaian andalan yang nyaman untuk bepergian dengan pesawat seperti sepatu kets longgar dengan kaus kaki, kaus yang dilapisi dengan sweter, dan legging. Legging terkadang menjadi pilihan utama karena kenyamanannya saat duduk dalam waktu yang lama.
Namun, tahukah Anda bahwa pakaian senyaman legging ternyata menyimpan potensi bahaya yang signifikan saat berada di dalam pesawat? Para ahli penerbangan dan kesehatan kini memperingatkan untuk mempertimbangkan kembali kebiasaan mengenakan legging saat terbang, dan alasannya cukup mengkhawatirkan.
Salah satu bahaya utama mengenakan legging di pesawat berkaitan dengan risiko kebakaran. Christine Negroni, seorang spesialis keselamatan penerbangan dan penulis buku Don’t Wear Leggings on an Airplane ― and Other Lessons From Unhappy Landings menjelaskan material legging menjadi masalah krusial.
"Masalah dengan legging adalah sifat materialnya," kata Negroni dalam wawancaranya dengan Huffpost.
"Memiliki pakaian ketat yang biasanya terbuat dari serat sintetis, produk turunan minyak bumi, yang bukan merupakan pilihan yang baik untuk dikenakan di pesawat karena risiko terbesar dalam kecelakaan udara yang dapat diselamatkan adalah kebakaran," kata dia dikutip dari laman Best Life pada Jumat (28/4/2025).
Negroni mengatakan dalam situasi pendaratan darurat, penumpang lebih mungkin terpapar api yang berasal dari bahan bakar pesawat daripada dampak dari benturan itu sendiri. Legging yang terbuat dari serat sintetis sangat rentan terhadap api.
"Legging akan menjadi sangat panas, meleleh di kulit Anda atau menyebabkan luka bakar serius, dan itu akan berdampak pada kemampuan Anda untuk keluar dari pesawat," ujar Negroni.
Dengan kata lain, jika Anda tidak mengalami cedera parah akibat benturan, mengenakan legging justru dapat menghambat upaya penyelamatan diri akibat bahaya api. Selain risiko kebakaran, legging, terutama yang sangat ketat seperti shapewear, juga dapat menimbulkan masalah kesehatan, terutama yang berkaitan dengan sirkulasi darah.
Patrick Kenger, seorang penata gaya pribadi dan konsultan citra untuk pria, sebelumnya telah menyampaikan kepada bahwa pakaian ketat dapat membatasi gerakan dan dengan cepat menjadi tidak nyaman, terutama jika Anda cenderung mengalami kembung saat bepergian. Senada dengan hal tersebut, dr Rene Armenta, seorang ahli bedah bariatrik bersertifikat dari Renew Bariatrics, mengatakan, "Kain ketat tidak hanya dapat membatasi pernapasan Anda, tetapi juga dapat menekan kulit Anda selama berjam-jam duduk," ujarnya.
Namun, masalah vaskular atau yang berkaitan dengan pembuluh darah menjadi perhatian yang lebih serius terkait pemakaian celana ketat di pesawat. Dr Hugh Pabarue, seorang spesialis pembuluh darah dari Metro Vein Centers, menjelaskan bahwa duduk dalam waktu yang lama, terutama di pesawat, dapat menyebabkan penumpukan darah di kaki, meningkatkan risiko trombosis vena dalam (DVT), kondisi medis serius di mana bekuan darah terbentuk di pembuluh darah vena dalam kaki.
"Mengenakan pakaian yang terlalu ketat berpotensi menyebabkan kondisi seperti compartment syndrome atau meralgia paresthetica, yang menyebabkan mati rasa, kesemutan, dan nyeri kaki yang parah," kata dia.
Lantas, pakaian seperti apa yang sebaiknya dikenakan saat terbang? Para ahli sepakat bahwa pakaian longgar dan berbahan breathable atau mudah menyerap keringat adalah pilihan terbaik untuk menghindari masalah pernapasan dan kembung. Dari segi keamanan, Christine Negroni merekomendasikan pakaian yang terbuat dari katun atau serat alami lainnya yang tidak mudah terbakar.
Selain pemilihan pakaian, Negroni juga menyarankan para pelancong untuk tetap mengenakan sepatu mereka selama lepas landas dan mendarat, meskipun maskapai tidak mewajibkannya. "Jika Anda keluar dari pesawat, lantainya bisa sangat panas atau dingin," kata dia dalam wawancara sebelumnya dengan The Sun.
Sebagai kesimpulan, Negroni menekankan pentingnya selalu berhati-hati dalam memilih pakaian saat bepergian dengan pesawat. "Utamakan kehati-hatian. Pilih sepatu kets daripada sepatu hak tinggi, pilih serat alami daripada sintetis, dan hindari pakaian ketat demi pakaian yang lebih longgar," ujarnya.