Ahad 29 Jun 2025 08:36 WIB

Kasus Pencurian Dalam Pesawat Meningkat, Waspada Modusnya

Pelaku biasanya hanya mengambil sebagian dan tidak seluruh isi dompet.

Sindikat pencurian gunakan taktik seperti membeli tiket mendadak, menghindari bagasi tercatat, serta berpindah maskapai untuk hindari pelacakan.
Foto: AP Photo/Herdyanto
Sindikat pencurian gunakan taktik seperti membeli tiket mendadak, menghindari bagasi tercatat, serta berpindah maskapai untuk hindari pelacakan.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA – Otoritas Singapura mengatakan adanya peningkatan kasus pencurian di dalam pesawat di kawasan Asia. Pelakunya diduga merupakan sindikat kejahatan terorganisir yang memanfaatkan waktu transit singkat untuk mencuri barang berharga milik penumpang.

Mengutip Malay Mail, Ahad (29/6/2025), Asisten Komisaris M Malathi, komandan Divisi Polisi Bandara (Airport Police Division/APD), mengatakan para pelaku umumnya bekerja berpasangan, mengincar penumpang tertentu, lalu segera meninggalkan negara tujuan setelah mendarat.

Baca Juga

“Mereka biasanya hanya mengambil sejumlah uang tunai dan mungkin satu atau dua kartu. Mereka tidak mengambil seluruh dompet, karena itu lebih mudah diketahui,” ujarnya.

Malathi menambahkan, laporan yang cepat dari korban sangat penting agar petugas bisa segera melacak dan mencegat pelaku sebelum mereka naik penerbangan berikutnya.

Peringatan ini muncul setelah Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengungkapkan adanya lonjakan kasus pencurian kabin di wilayah Asia dalam 12 hingga 18 bulan terakhir, berdasarkan masukan dari sejumlah maskapai anggota. Di Hong Kong, tercatat 169 kasus pencurian di dalam pesawat sepanjang 10 bulan pertama tahun 2024, dengan kerugian mencapai 4,32 juta Dolar Hong Kong (sekitar Rp 8,7 miliar), meningkat 75 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara Malaysia melaporkan 146 kasus pada periode yang sama, naik dari 88 kasus pada tahun sebelumnya.

Menurut otoritas Vietnam, sindikat ini menggunakan taktik seperti membeli tiket mendadak, menghindari bagasi tercatat, serta sering berpindah maskapai untuk menghindari pelacakan.

Maskapai Singapore Airlines tidak merinci data jumlah kasus, namun menyatakan awak kabin mereka telah dilatih untuk waspada dan segera melapor jika ada aktivitas mencurigakan selama penerbangan. Di Singapura sendiri, tiga orang didakwa atas kasus pencurian di dalam pesawat antara Januari hingga Mei 2025, meningkat dari satu kasus pada periode yang sama di tahun 2024. Sebagian besar pelaku diketahui merupakan warga negara Cina.

Pada 4 Juni lalu, dua pria asal Cina, Liu Xitang dan Wang Wei, didakwa mencuri uang tunai sebesar 169 Dolar AS dan dua kartu debit milik penumpang lain dalam penerbangan dari Kuala Lumpur ke Singapura. Sebelumnya, seorang warga negara CIna lainnya, Zhang Kun, dinyatakan bersalah pada Mei lalu karena mencuri kartu kredit dan lebih dari 200 Dolar AS dari penumpang dalam rute penerbangan yang sama pada bulan Maret.

APD menyatakan pihaknya memanfaatkan analisis data untuk mengidentifikasi pola perilaku mencurigakan, termasuk perjalanan transit singkat yang sering, guna mendeteksi potensi anggota sindikat lebih awal.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement