Rabu 09 Apr 2025 11:37 WIB

Dokter Ungkap 3 Aktivitas Sehat yang Perlu Dilakukan Setelah Lebaran

Pola makan tak terkontrol saat Lebaran tingkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Ilustrasi Lebaran. Pola makan tak terkontrol saat Lebaran tingkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
Foto: MGIT03
Ilustrasi Lebaran. Pola makan tak terkontrol saat Lebaran tingkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah merayakan Lebaran dengan segala hidangan lezat dan kebersamaan keluarga, penting untuk kembali menjaga kesehatan tubuh agar tetap prima. Menurut dokter, ada tiga aktivitas utama yang dapat membantu Anda tetap sehat pasca-Lebaran.

Baca Juga

"Untuk tetap sehat setelah lebaran ada tiga aktivitas utama, yakni mengatur pola makan dengan menerapkan Jumlah, Jenis, dan Jadwal (3J); latihan fisik yang teratur; dan menjaga kepatuhan minum obat rutin bagi orang dengan kondisi medis tertentu," kata Prof Dr dr Em Yunir di Kampus UI Depok, Selasa (8/4/2025).

Menurut dia dalam menerapkan 3J, harus membatasi jumlah konsumsi makanan berlemak dan tinggi kolesterol, seperti opor ayam, rendang, dan kue-kue lebaran. Perlu diingat, kelebihan asupan 500 kalori per hari meningkatkan berat badan 0,5 kg per pekan.

Dia menyebutkan jenis makanan untuk mencegah peningkatan berat badan, antara lain karbohidrat berserat tinggi (45–65 persen dari total kalori) seperti nasi merah atau ubi; lemak sehat seperti alpukat dan ikan yang mengandung 20–25 persen dari lemak kalori; serta asupan protein yang cukup (1–2 g/kg BB/hari) seperti daging ayam, tempe, dan telur. Selain itu, dianjurkan untuk mengurangi makanan berlemak yang tinggi kolesterol, membatasi asupan natrium atau garam (<1,5–2 gram/hari), dan meningkatkan asupan serat (20–35 gram/hari).

“Tidak lupa, kita harus mengatur jadwal makan tiga kali sehari dengan porsi seimbang, serta selingan camilan sehat seperti buah-buahan,” ujarnya.

Ia juga merekomendasikan latihan fisik dalam menjaga kesehatan pasca-Lebaran, yaitu dengan olahraga selama 30–45 menit, dengan total 150 menit per minggu. Beberapa aktivitas fisik yang dapat dilakukan di rumah, antara lain jalan cepat, naik turun tangga, jumping jacks, squat, dan wall push-up.

Faktor penting lain yang juga perlu diperhatikan adalah kepatuhan minum obat, terutama bagi penderita hipertensi, diabetes, atau kolesterol tinggi.

Konsumsi obat sesuai anjuran dokter dapat membantu menjaga keseimbangan metabolik tubuh dan mencegah komplikasi serius. Prof Yunir mengingatkan jika seseorang mengalami pusing hebat, sesak napas, nyeri dada, atau kebingungan, segera pergi ke rumah sakit untuk menghindari komplikasi serius seperti stroke atau serangan jantung.

Selain itu, jika seseorang mengalami gejala lemas, mudah mengantuk, dan kehilangan kesadaran, ia mengalami kekurangan gula dalam jumlah besar (hipoglikemia), sehingga perlu dilakukan pemeriksaan segera.

Dokter Yunir mengatakan bahwa pola makan yang berubah dan tidak terkontrol saat perayaan Idul Fitri dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Selama berpuasa Ramadhan, tubuh mengalami adaptasi metabolik positif, seperti penurunan berat badan dan massa lemak, terkontrolnya kolesterol total dan trigliserida, stabilitas kadar gula darah dan tekanan darah, serta penurunan stres dan kecemasan. Namun, saat Lebaran, pola makan berubah drastis. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan akibat konsumsi kalori berlebihan, hipertensi akibat asupan garam dan lemak tinggi, peningkatan kadar gula karena konsumsi karbohidrat berlebih, dan penumpukan kolesterol yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement