Jumat 03 Jan 2025 13:04 WIB

Anak Alami Batuk Rejan, Dokter: Jika tak Ditangani Cepat Bisa Sebabkan Kematian

Penyakit pertusis atau batuk rejan disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertussis.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Batuk rejan, batuk 100 hari, atau batuk rejan (ilustrasi). Penyakit pertusis atau batuk rejan yang menyerang anak-anak jika tidak ditangani dengan cepat bisa menyebabkan kematian.
Foto: Republika
Batuk rejan, batuk 100 hari, atau batuk rejan (ilustrasi). Penyakit pertusis atau batuk rejan yang menyerang anak-anak jika tidak ditangani dengan cepat bisa menyebabkan kematian.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pertusis, yang lebih dikenal sebagai batuk rejan atau batuk 100 hari, merupakan infeksi bakteri pada saluran pernapasan yang sangat menular. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis dan dapat menyerang siapa saja. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, pertusis dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian, terutama pada anak.

Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Banten, mengungkapkan penyakit pertusis atau batuk rejan yang menyerang anak-anak jika tidak ditangani dengan cepat bisa menyebabkan kematian. "Pertusis bisa dialami oleh anak-anak dan orang tua harus waspada dengan adanya batuk tersebut. Sebab pertusis bisa menyebabkan kematian pada anak," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang dr Dini Anggraeni, di Tangerang, Jumat (3/12/2025).

Baca Juga

Ia mengatakan penyakit pertusis atau batuk rejan merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertussis. Penyakit ini ditandai dengan batuk yang diiringi dengan suara tarikan napas tinggi yang khas dan berkepanjangan. Adapun gejalanya ialah hidung tersumbat, pilek, bersin, mata merah dan demam. Biasanya definisi operasional suspek pertusis ialah orang dengan batuk terus menerus yang berlangsung minimal selama dua minggu dengan ditemukan batuk rejan saat napas dalam, muntah setelah batuk, atau muntah tanpa ada penyebab yang jelas.

Ia mengatakan bila tidak ditangani, batuk rejan bisa menyebabkan komplikasi terutama pada bayi dan anak-anak di bawah usia dua tahun. Beberapa komplikasi yang bisa muncul antara lain dehidrasi, kesulitan bernapas, penurunan berat badan, pneumonia (infeksi paru-paru), kejang, gangguan ginjal, dan kurangnya pasokan oksigen ke otak.

Sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk pencegahan di antaranya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan protokol kesehatan serta memberikan imunisasi DPT-HB-Hib lengkap sesuai jadwal pada bayi dan anak bawah dua tahun. "Jika ada anak atau warga yang memiliki keluhan batuk dengan karakteristik pertusis, mohon agar dapat diinfokan ke puskesmas terdekat untuk mendapat penanganan dan pengobatan yang intensif,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement