Senin 09 Sep 2024 10:19 WIB

Kenali Trik Pilih Obat Batuk Sesuai Gejala, Jangan Salah Lagi!

Tak sedikit konsumen kebingungan membeli obat batuk yang tepat.

Minum obat batuk (Ilustrasi). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika membeli obat batuk yang dijual bebas di pasaran.
Foto: Flickr
Minum obat batuk (Ilustrasi). Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika membeli obat batuk yang dijual bebas di pasaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Batuk menjadi salah satu gangguan kesehatan yang sering dialami dan cukup mengganggu. Umumnya, batuk disebabkan gangguan paru-paru maupun organ pernapasan lain, batuk dapat mengganggu tidur, belajar, aktivitas profesional, dan sosial seseorang.

Gejala batuk yang berkepanjangan bisa mengganggu pola tidur, menyebabkan kelelahan dan kesulitan fokus yang justru dapat memperburuk gejala batuk. Selain itu, gejala batuk yang kuat dapat menyebabkan nyeri otot dada bagi beberapa orang.

Baca Juga

Sebelum bergegas memeriksakan ke dokter, banyak yang berusaha mengatasi batuk sendiri dengan obat dijual bebas (OTC) karena harganya yang murah dan mudah untuk digunakan. Hal ini bisa dibenarkan namun, tidak sedikit yang kebingungan memilih obat batuk OTC yang tepat, karena beragamnya pilihan, jenis batuk, serta efek samping yang bisa muncul.

Dokter spesialis penyakit dalam RS EMC Cikarang dr Patriotika Ismail, Sp. PD, menyatakan pemilihan obat batuk OTC harus dilakukan dengan cermat. Menurut dia, sebaiknya di tahap awal dapat melakukan pengobatan sendiri untuk meredakan gejala batuk. Tapi sebelum itu, penting untuk mengetahui jenis batuk yang diderita, apakah batuk kering atau batuk berdahak dan apakah batuknya setelah terpapar suatu alergen atau tidak. Perlu juga diketahui sudah berapa lama menderita batuknya. "Karena kalau obat yang diminum tidak sesuai, gejala batuk tidak akan teratasi. Jika batuk tidak kunjung sembuh, jangan ragu untuk segera menemui dokter,” ujar dr Patriotika dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id pada Senin (9/11/2024).

Beda gejala batuk yang dialami, maka beda pula kandungan obat yang dibutuhkan untuk mengatasinya. Agar tepat sasaran, perhatikan kolom kandungan yang tertera dalam bungkus obat dan sesuaikan dengan jenis batuk yang dialami.

Gejala batuk berdahak disarankan mengonsumsi obat batuk OTC yang mengandung ekspektoran seperti guaifenesin sedangkan untuk gejala batuk kering, disarankan yang mengandung antitusif seperti dextromethorphan. Sementara itu, batuk tidak berdahak yang diakibatkan alergi sebaiknya minum obat batuk OTC yang mengandung chlorpheniramine atau antihistamin.

Meski harganya jauh lebih terjangkau daripada obat resep, obat OTC dinilai bisa menjadi pertolongan pertama yang terbukti aman dalam meredakan gejala batuk umum lantaran kandungannya kurang lebih sama dengan obat resep, hanya dalam dosis yang lebih rendah. Secara umum, batuk bersifat self-limiting yang berarti akan hilang dengan sendirinya sehingga obat OTC sangat cukup untuk mengatasi gejala batuk di tahap awal.

Ketersediaan yang bisa didapat tanpa resep dokter sering kali membuat masyarakat tidak memiliki pengetahuan mendalam mengenai berapa dosis yang dibutuhkan. Seperti obat medis pada umumnya, obat batuk OTC, jika dikonsumsi tidak sesuai dosis dan jangka waktu yang disarankan bisa menimbulkan efek samping seperti mual, muntah dan perubahan tekanan darah.

Dokter medis PT Bintang Toedjoe dr Elizabeth Angelina, mengatakan obat OTC lebih dianjurkan sebagai pertolongan pertama dan untuk batuk akut, bukan kronis. “Penting untuk tetap menjaga dosis yang tepat pada saat memanfaatkan obat batuk OTC, karena konsumsi obat OTC berlebihan tidak hanya menguras dompet, tapi juga berdampak negatif bagi kesehatan. Sebagai bentuk pengobatan sendiri, konsumsinya harus sesuai dengan takaran yang dianjurkan dengan membaca aturan pakai dengan saksama,” kata dia. 

Bagi masyarakat yang mementingkan faktor praktis, obat batuk OTC dalam kemasan saset dinilai bisa menjadi pilihan tepat, karena sudah terkandung satu dosis setiap satu saset, mudah dibawa dan dikonsumsi di mana saja jika perlu, tanpa risiko membawa obat dalam botol yang bisa bocor dan sekaligus membawa sendok takar. Selain itu, obat batuk OTC tersedia di apotek maupun toko terdekat, sehingga mudah didapatkan.

“Sebagai konsumen cerdas, harus jeli memilih obat batuk OTC dari yang ada di pasaran, dari segi kandungan juga kemasannya. Bisa mempertimbangkan obat batuk OTC dalam kemasan sachet yang kandungannya lengkap; Dextromethorphan, Guaifenesin, dan Chlorpheniramine Maleate 2 mg, sehingga efektif meredakan batuk. Tidak kalah penting untuk selalu memerhatikan dosis dan anjuran pemakaian,” ujarnya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement