Jumat 06 Sep 2024 11:40 WIB

Tren Chroming di TikTok, Bahaya! Seorang Anak Hampir Meninggal Setelah Mengikutinya

Seorang anak di Ingris sempat koma diduga seusai mengikuti tren chroming di TikTok.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Seseorang menunjukan aplikasi TikTok. Seorang anak berusia 12 tahun nyaris kehilangan nyawa diduga akibat mengikuti tren chroming yang berbahaya.
Foto: Republika/Prayogi
Seseorang menunjukan aplikasi TikTok. Seorang anak berusia 12 tahun nyaris kehilangan nyawa diduga akibat mengikuti tren chroming yang berbahaya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang anak berusia 12 tahun nyaris kehilangan nyawanya setelah mengikut tren berbahaya di media sosial TikTok. Cesar Watson-King yang tinggal di Doncaster, South Yorkshire, Inggris, mengalami henti jantung setelah menghirup deodoran sebagai bagian dari challenge “chroming”. Insiden ini terjadi pada 21 Agustus 2024.

Ibunya, Nichola King, yang saat kejadian baru selesai menyusui anak bungsunya di lantai atas, mendengar suara keras yang membuatnya segera turun ke bawah. Wanita berusia 36 tahun ini sangat terkejut ketika menemukan Cesar mengalami kejang-kejang di lantai dapur sebelum akhirnya mengalami henti jantung atau cardiac arrest.

Baca Juga

Putra sulung Nichola, Kaiden, langsung menelepon layanan darurat, sementara Nichola melakukan CPR untuk menyelamatkan nyawa Cesar sembari menunggu ambulans tiba. Cesar dilarikan ke rumah sakit, di mana ia harus ditempatkan dalam kondisi koma yang diinduksi secara medis selama dua hari setelah mengalami kejang-kejang dan henti jantung berulang.

Untungnya, Cesar akhirnya pulih dan sekarang sudah kembali ke rumah. Sebagai bentuk peringatan terhadap orang tua lain tentang bahaya dari challenge chroming, Nichola membagikan foto-foto Cesar yang sedang menjalani CPR dan perawatan intensif.

“Ketika mengenang momen itu, saat melihat Cesar tergeletak di lantai dengan mata berputar ke belakang. Itu sangat menakutkan. Saya pikir dia jatuh dan kepalanya terbentur. Saya sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Saya pikir dia sudah meninggal. Saya benar-benar syok,” kata Nicola dalam unggahannya seperti dilansir NDTV, Jumat (6/9/2024).

Nichola mengatakan, setelah Cesar dibawa ke rumah sakit, polisi memberitahu Nichola bahwa mereka menemukan kaleng deodoran dan alat-alat chroming lainnya di lantai dapur. Hal ini mengindikasikan bahwa Cesar menghirup deodoran sebelum kehilangan kesadaran.

Sebagai ibu yang sibuk mengurus keempat anaknya, Nichola mengaku tidak pernah mendengar tentang chroming sebelumnya. “Ketika polisi memberitahu saya, saya pikir dia akan mati. Apalagi saya tahu ada peringatan di kaleng yang mengatakan bahwa penyalahgunaan pelarut dapat menyebabkan kematian instan,” kata Nichola.

Setelah dirawat selama 8 hari di rumah sakit dan akhirnya pulih, Nichola pun memperingatkan anak-anak lain untuk tidak pernah tergoda mencoba tantangan “chroming”. Ia menegaskan bahwa tren ini sangat berbahaya.

Apa itu tantangan chroming di TikTok?

Tren ini melibatkan penghirupan zat atau bahan kimia beracun dari produk seperti cat, pelarut, kaleng aerosol, produk pembersih, atau bensin untuk mencapai sensasi "melayang" sementara. Praktik ini dapat menyebabkan bicara cadel, pusing, halusinasi, mual, disorientasi, hingga dapat menyebabkan serangan jantung atau sesak napas yang fatal.

Dilansir laman Dexerto, pengguna TikTok yang terlibat dalam tantangan ini mengunggah video dengan istilah ‘WhipTok’, sebuah istilah untuk penggunaan nitrous oxide. WhipTok telah mencapai lebih dari 546,3 juta penayangan di platform tersebut. Menurut National Retail Association di Australia, meskipun istilah “chroming” telah meluas, namun tren ini pertama kali berasal dari praktik menghirup cat berbahan dasar krom untuk mendapatkan efek mabuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement