Ahad 18 Aug 2024 13:53 WIB

Gen Z Nilai Instagram dan TikTok Paling Merusak Kesehatan Mental

Studi ini mendorong semua orang lebih selektif memilih konten media sosial.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah remaja saat bercengkrama di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Rabu (6/7/2022). Area sekitar taman Stasiun MRT Dukuh Atas menjadi ruang publik favorit yang ramai didatangi oleh kalangan remaja dari daerah pinggiran Ibu Kota. Kedatangan mereka untuk menghabiskan waktu libur sekolah dengan bercengkrama bersama sahabat dan membuat konten media sosial. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah remaja saat bercengkrama di kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Rabu (6/7/2022). Area sekitar taman Stasiun MRT Dukuh Atas menjadi ruang publik favorit yang ramai didatangi oleh kalangan remaja dari daerah pinggiran Ibu Kota. Kedatangan mereka untuk menghabiskan waktu libur sekolah dengan bercengkrama bersama sahabat dan membuat konten media sosial. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei terbaru mengungkap tiga dari empat generasi Z di Amerika Serikat menyalahkan media sosial karena merusak kesehatan mereka. Survei ini dilakukan oleh Talker Research atas permintaan LG Electronics, yang melibatkan 2.000 pengguna media sosial Gen Z.

Sebanyak 20 persen responden menyebut Instagram dan TikTok sebagai platform yang paling merusak kesehatan mental mereka, sementara 13 persen lainnya menyebut Facebook. Meskipun mereka menyadari dampak negatif tersebut, media sosial tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari Gen Z.

Baca Juga

Pengguna rata-rata menghabiskan lima setengah jam per hari di aplikasi media sosial. Sebanyak 45 persen mengaku mereka menggunakan media sosial lebih lama dibandingkan teman-teman mereka.

Alasan utama penggunaan media sosial adalah karena rasa bosan (66 persen), mencari hiburan (59 persen), mendapatkan informasi (49 persen), dan memantau aktivitas teman (44 persen).

Namun, penggunaan media sosial yang intens ini mempengaruhi kondisi emosional mereka. Hampir setengah dari jajak pendapat (49 persen) melaporkan bahwa mereka kerap mengalami emosi negatif akibat penggunaan media sosial, dengan stres dan kecemasan mempengaruhi 30 persen responden. Bahkan, hanya butuh sekitar 38 menit scrolling bagi mereka yang mengalami perasaan negatif untuk merasakan penurunan suasana hati.

“Kita menghabiskan sebagian besar hidup kita secara online dan sering kali pengalaman ini membuat kita merasa lelah dan tidak terstimulasi secara mental,” kata Louis Giagrande, kepala pemasaran A.S. di LG Electronics, dalam sebuah pernyataan seperti dilansir Study Finds, Ahad (18/8/2024).

“Kami mendorong semua orang untuk lebih selektif dalam memilih konten media sosial agar bisa menyeimbangkan, menginspirasi, dan memberikan kebahagiaan dalam hidup mereka. Fokus pada hal-hal positif yang dapat membantu kita menghadapi tantangan hidup yang lebih baik,” tambah Giagrande.

Halaman selanjutnya ➡️

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement