Kamis 02 Jan 2025 16:02 WIB

Diskon Awal Tahun Menggila, Jangan Kalap! Pakai Formula Keuangan 40-30-10

Pakar membagikan formula sederhana mengelola pendapatan, apa itu?

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Kalap belanja (ilustrasi). Pakar membagikan panduan praktis agar keuangan tetap sehat di tengah euforia diskon awal tahun.
Foto: Republika/Mardiah
Kalap belanja (ilustrasi). Pakar membagikan panduan praktis agar keuangan tetap sehat di tengah euforia diskon awal tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Berbagai jenama sering kali memberikan diskon besar-besaran pada awal tahun. Tak jarang, penawaran menarik ini membuat banyak orang kalap berbelanja. Hati-hati, belanja tanpa perencanaan berpotensi membuat keuangan berantakan.

Pakar ekonom eyariah dari Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga, Prof Tika Widiastuti, membagikan panduan praktis agar keuangan tetap sehat di tengah euforia diskon. Menurut dia, kunci utama mengelola keuangan adalah memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan.

Baca Juga

“Sebagai konsumen, hal utama yang perlu diperhatikan adalah memastikan alokasi belanja untuk pemenuhan kebutuhan, bukan sekadar keinginan,” kata Prof Tika dalam keterangan tertulis, dikutip pada Kamis (2/1/2025).

Ia menjelaskan hierarki kebutuhan dalam Islam yakni dharuriyah atau kebutuhan pokok, hajiyat atau penunjang, dan tahsiniyat atau pelengkap. Kebutuhan pokok atau dharuriyah harus menjadi prioritas setiap individu atau keluarga.

“Pastikan kebutuhan dharuriyah seperti makan, transportasi, dan tempat tinggal terpenuhi terlebih dahulu sebelum mengalokasikan dana ke hal lainnya,” kata dia.

Prof Tika kemudian membagikan formula sederhana dalam mengelola pendapatan. Formula tersebut adalah 40 persen penghasilan dialokasikan untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk membayar utang produktif atau cicilan, 10 persen untuk sedekah, dan sisanya untuk alokasi dana darurat atau investasi.

“Dana darurat sangat penting untuk menjaga stabilitas finansial dalam kondisi yang tak terduga. Selain itu, investasi bisa menjadi cara untuk mengembangkan keuangan jangka panjang,” kata Prof Tika.

Di era digital, akses terhadap tren belanja semakin mudah. Karenanya dia mengingatkan risiko kesehatan keuangan yang disebabkan gaya hidup impulsive. Sebagai langkah preventif, ia menyarankan agar konsumen membuat anggaran sebelum berbelanja.

“Diskon besar memang menggiurkan, tetapi penting untuk menahan diri agar tidak membeli barang yang tidak benar-benar dibutuhkan. Prioritaskan kebutuhan, alokasikan dana sesuai porsi, dan menahan diri dari godaan gaya hidup impulsif,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement