REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Lebaran sering kali diikuti dengan pengeluaran besar yang bisa melebihi anggaran. Tantangan lain yang dihadapi banyak orang adalah pengeluaran tak terduga atau kehabisan dana, yang dapat mengganggu kondisi keuangan keluarga.
Untuk menghindari masalah keuangan setelah Lebaran, pakar ekonomi dari IPB University, Dr Wita Juwita Ermawati, menyarankan agar setiap keluarga menghitung total pengeluaran untuk lebaran dan memeriksa posisi keuangan saat ini. “Penting untuk mengecek apakah ada pos keuangan yang terganggu, tabungan yang terpakai, atau bahan utang yang timbul,” kata Wita dalam keterangan tertulis pada Ahad (30/3/2025).
Setelah itu, menabung kembali setelah Lebaran dinilai penting untuk memulihkan kondisi keuangan dan mengingat kembali tujuan keuangan. Untuk memulai menabung pasca m-Lebaran, Wita mengatakan, hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi kebutuhan rutin sehari-hari dan kebutuhan non-rutin jangka pendek, menengah, dan panjang.
Setiap kebutuhan harus diprioritaskan sesuai dengan urgensinya dan disesuaikan dengan kemampuan pendapatan. “Buat juga target-target keuangan masa depan, seperti dana untuk menikah, ibadah, atau investasi. Tabungan yang memadai sangat penting untuk menghindari utang, terutama untuk kebutuhan darurat,” kata dia.
Wita juga menyarankan untuk mengelola anggaran dengan menerapkan pola 50-30-20. Maksudnya, 50 persen untuk kebutuhan pokok, 30 persen untuk keinginan atau cicilan utang, dan 20 persen untuk ditabung.
Jika pengeluaran rutin lebih besar dari pendapatan, ia menyarankan untuk meninjau kembali pengeluaran yang tidak perlu dan mencari tambahan penghasilan. “Dengan disiplin dalam mengelola keuangan, masalah keuangan pasca-Lebaran dapat diminimalkan, dan keluarga dapat tetap memiliki tabungan untuk masa depan,” kata dia.