Ahad 20 Oct 2024 09:28 WIB

Hasil Autopsi Jenazah Liam Payne Terungkap, Total Ada 25 Luka di Tubuhnya

Cedera pada otak dan tengkoraknya dinyatakan cukup parah.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Mantan personel One Direction, Liam Payne. Polisi memgungkap hasil autopsi jenazah Liam Payne.
Foto: Dok. EPA-EFE/VICKIE FLORES
Mantan personel One Direction, Liam Payne. Polisi memgungkap hasil autopsi jenazah Liam Payne.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penyebab kematian Liam Payne akhirnya terungkap. Kantor Kejaksaan Nasional Argentina mengumumkan bahwa mantan member One Direction tersebut meninggal akibat polytrauma serta pendarahan internal dan eksternal setelah terjatuh dari balkon lantai tiga di hotel Casa Sur di Buenos Aires, Argentina, pada Rabu (16/10/2024).

Para ahli forensik mengungkap bahwa Payne mengalami total 25 luka, yang sesuai dengan luka akibat jatuh dari ketinggian. Cedera pada otak dan tengkoraknya secara khusus dinyatakan cukup parah untuk menyebabkan kematian.

Baca Juga

“Pendarahan internal dan eksternal di bagian kepala, dada, perut, dan anggota tubuhnya berkontribusi pada kematiannya,” demikian menurut pernyataan dari pihak berwenang di Argentina seperti dilansir Today, Ahad (20/10/2024).

Polytrauma sendiri digambarkan sebagai kondisi di mana seseorang mengalami beberapa cedera, yang beberapa di antaranya dapat menyebabkan kecacatan serius dan berpotensi mengancam jiwa, menurut National Library of Medicine. Pernyataan kantor kejaksaan mendefinisikan polytrauma sebagai cedera traumatis yang terjadi di berbagai bagian tubuh.

Polytrauma biasanya melibatkan cedera pada beberapa organ atau sistem tubuh sekaligus.

Penyebab umum polytrauma termasuk kecelakaan mobil, dan upaya bunuh diri atau pembunuhan. Kematian akibat polytrauma dapat terjadi segera setelah cedera atau beberapa waktu kemudian. Jika kematian terjadi segera, biasanya disebabkan oleh cedera otak utama atau kehilangan darah yang signifikan.

Pihak kejaksaan juga mengungkap bahwa semua indikasi menunjukkan bahwa musisi tersebut sendirian saat insiden jatuh terjadi. Sebelum jatuh dari balkon, Payne diduga mengalami krisis akibat penyalahgunaan narkoba dan alkohol.

“Kami menemukan sejumlah zat di kamar hotel Liam Payne, menunjukkan adanya konsumsi alkohol dan narkoba,” kata pihak berwenang.

Namun demikian, penyelidikan masih akan terus berlanjut. Kantor kejaksaan telah mengajukan tes tambahan untuk menentukan apakah terdapat kandungan alkohol atau narkoba dalam tubuh Payne pada saat kematiannya.

Setelah kematian Payne, penyidik juga telah mewawancarai lima orang saksi, termasuk tiga pekerja hotel dan dua wanita yang sempat berada di kamar Payne beberapa jam sebelum insiden.

Menurut pihak kejaksaan, penyelidikan yang sedang berlangsung bertujuan untuk menentukan kemungkinan adanya pihak ketiga dalam peristiwa sebelum kematian Payne.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement